REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Harian KONI Provinsi Papua Klemen Tinal mengaku bangga atas digelarnya kejuaraan oleh Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) pada 13--15 Maret 2014 dengan harapan mampu melahirkan bibit-bibit karateka daerah setempat.
"Diharapkan hasil dari kejuaraan karate Forki Papua ini bisa menghasilkan dan membina atlet karate yang mampu bersaing dengan karateka dari luar daerah," kata Klemen Tinal dalam rilis yang dikirimkan oleh panitia Kejurda Karate Forki Papua kepada Antara di Jayapura, Minggu.
Dengan begitu, kata Klemen yang juga Wakil Gubernur Papua itu, atlet-atlet karate muda daerah itu bisa dipersiapkan untuk menjadi peserta PON 2020 yang diupayakan dilaksanakan di provinsi paling timur Indonesia tersebut.
"Atlet karate ini bisa dipersiapkan untuk PON 2020 dan bisa menyabet 19 emas dari cabang olahraga karate, untuk itu pembinaan sejak dini perlu dilakukan secara berkesinambungan," katanya.
"Saya bangga dengan prestasi yang dilakukan Forki Papua. Untuk itu, pembinaan sejak usia dini perlu diperhatikan dan dipersiapkan untuk meraih target emas sebanyak-banyaknya," lanjutnya.
Terkait pembinaan juri atau wasit karate, kata Klemen hal itu juga perku diperhatikan. "Pembinaan para wasit juri Forki terus dilakukan agar wasit juri yang berasal dari Papua bisa bertambah dan memiliki sertifikasi tingkat nasional maupun internasional," katanya.
Kontingen Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Kota Jayapura berhasil keluar sebagai juara umum pada kejuaraan karate Piala Gubernur Papua yang berakhir pada Sabtu (15/3) malam. Kota Jayapura menyabet 17 emas 12 perak dan 14 perunggu.
Dalam rilis yang diterima Antara Jayapura, Minggu, kejuaraan karate se-Papua itu dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 13--15 Maret 2014 di Gedung Olahraga Cenderawasih di pusat Kota Jayapura, yang diikuti oleh 15 kontingan Forki Kabupaten/Kota se-Papua dengan 376 karetaka yang ikut berpartisipasi.