REPUBLIKA.CO.ID, Juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) IBO Daud Yordan merasa khawatir akan kehilangan gelar juara mengingat sampai kini belum ada kepastian soal pertarungannya.
"Kalau dalam jangka waktu satu tahun saya tidak naik ring tentu secara otomatis gelar yang saya pegang saat ini akan hilang," kata petinju dengan rekor bertarung 32 kali menang itu, Jumat (29/8).
Petinju Sasana Kayong Utara, Kalimantan Barat, tersebut merebut gelar juara dunia kelas ringan IBO pada 6 Juli 2013 setelah menang angka atas petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela di Australia.
Kemudian, petinju kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat, 10 Juni 1987 tersebut mempertahankan gelarnya sekali saat mengalahkan petinju Afrika Selatan Sipho Taliwe di Australia 6 Desember 2013.
Padahal, kata Daud, untuk menjadi juara dunia dicapai dengan tidak mudah bahkan Indonesia sendiri baru memiliki lima petinju yang pernah menjadi juara dunia di kelasnya masing-masing.
Juara dunia tinju yang pernah dimiliki Indonesia adalah Ellyas Pical (juara dunia kelas terbang junior 1985-1989) IBF, Nico Thomas (juara dunia kelas terbang mini IBF) 1989), Muhammad Rachman (juara dunia kelas terbang mini IBF 2004-2207), Chris John (juara dunia kelas bulu WBA 2003-2013), dan Daud Yordan (kelas ringan IBO mulai 2013).
Daud mengatakan sekarang ini Indonesia hanya memiliki satu petinju yaitu dirinya yang menjadi juara dunia. "Saya khawatir jika gelar ini dicopot, kita tidak memiliki tradisi petinju yang menjadi juara dunia lagi," katanya.