REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU--Atlet dayung Provinsi Riau yang dinyatakan hilang ketika kayak yang digunakan untuk latihan terbalik di sungai Siak sejak Selasa (25/11) pagi akhirnya ditemukan meninggal pada Rabu (26/11) pukul 15.30. Atlet itu bernama Rubi Adriani.
"Korban ditemukan sekitar lima kilometer dari lokasi pertama dinyatakan hilang," kata Kepala Sub Seksi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Pekanbaru, Abdul Malik kepada Antara lewat sambungan telepon, Rabu malam.
Ia mengatakan, jasad korban ditemukan mengapung setelah kapal tongkang yang bersandar di Pelabuhan Caltex PT Raja Garuda Mas (RGM), Rumbai, Pekanbaru digeser.
"Kemungkinan jasad korban terjebak di bawah tongkang tersebut sehingga pencarian kemarin tidak ada hasil," katanya.
Abdul mengatakan, kapal tongkang tersebut mulai digeser pada pukul 07.20 WIB, namun akibat derasnya arus Sungai Siak yang dalam kondisi pasang, jasad akhirnya terseret hingga radius lima kilometer ke arah hilir. Setelah dilakukan penyisiran menggunakan dua unit kapal, jasad korban akhirnya ditemukan mengapung pukul 15.30 WIB.
"Saat ditemukan tidak ada kekurangan pada fisik korban. Hanya sedikit gembung akibat tertelan air sungai. Evakuasi kemudian dilakukan berkoordinasi dengan kepolisian," katanya.
Kejadian tenggelamnya Rubi Adriani itu berawal pada Selasa (25/11) pukul 09.25 WIB. Menurut informasi dari Basarnas, ada empat kayak yang sedang latihan. Namun tiba-tiba kapal feri melintas di lokasi latihan dengan cepat sehingga menimbulkan ombak yang mengakibatkan salah satu kayak terbalik.
Ketika itu dikabarkan ada dua orang yang sempat tenggelam, namun Winda (20), atlet asal Kuantan Singingi berhasil diselamatkan.
Sementara seorang atlet lagi atas nama Rubi Adriani, warga asal Tanjung Pinang, dinyatakan hilang lebih 24 jam sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Rubi Adriani merupakan atlet dayung yang direkrut dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, untuk mengikuti Kejurnas di Makassar mewakili Riau.
Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia. Dahulu kedalamannya mencapai 30 meter, namun akibat pendangkalan kini tinggal sekitar 18 meter. Sungai ini sering dilalui kapal-kapal karena di sepanjang aliran terdapat banyak pabrik.