Jumat 31 Jul 2015 23:19 WIB

Dukung Prestasi, Klinik ISMC Gelar Pemeriksaan Fisik Lifter Gratis

Rep: C33/ Red: Israr Itah
Pemeriksaan fisik atlet secara gratis di Klinik Olahraga ISMC
Foto: istimewa
Pemeriksaan fisik atlet secara gratis di Klinik Olahraga ISMC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Andi Kurniawan SpKO gregetan melihat aplikasi sport science dalam peningkatan prestasi olahraga di Tanah Air yang belum maksimal. Padahal istilah ini sudah lama didengungkan dan cukup akrab di telinga masyarakat.

CEO klinik kedokteran olahraga Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC) ini pun tergerak untuk berperan serta menerapkan sport science dalam olahraga di Tanah Air. Lewat klinik yang digawanginya, Andi menggelar program pemeriksaan gratis kepada sembilan atlet angkat besi yang diproyeksikan mengikuti Kejuaraan Dunia Angkat Berat 2015 di Houston, Amerika Serikat, November mendatang. 

Kesembilan lifter itu yakni Triyatno, Eko Yuli Irawan, M. Hasbi, Denny, Surahmat, Sri Wahyuni, Sarah Anggraini, Ketut Aryana, dan Imam Jamaludin. Mereka menjalani pemeriksaan untuk mengukur kekuatan otot serta postur mereka di klinik ISMC pada Kamis (30/7). Kebetulan ISMC memang memiliki peralatan canggih yang memadai untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Program ini, kata Andi sebagai bentuk kontribusi ISMC guna membantu meningkatkan prestasi atlet Indonesia di level internasional. Target dia bukan hanya Kejuaraan Dunia, melainkan juga Olimpiade 2016 di Rio. Sebab lifter Indonesia berhasil menyumbang medali perak dan perunggu saat Olimpiade 2012 London. 

Andi yang menjadi dokter kontingen Indonesia di Olimpiade 2012 London ini berharap Indonesia bisa meraih medali emas tahun depan. Untuk itu para lifter Indonesia harus digembleng dengan latihan yang tepat dan teratur dengan menerapkan sports science.

Sport science merupakan istilah tentang penggunaan beragam aspek pengetahuan untuk peningkatan performa atlet. Sport science terdiri dari dokter olahraga, dokter gizi dan fisioterapi. Menurut Andi, penerapan sports science di Indonesia masih kurang. 

"Kami tidak memungut biaya untuk pemeriksaan ini alias gratis. Semoga ini bisa memicu penerapan sport science di seluruh cabang olahraga di Tanah Air," kata dia.

Andi mengatakan Indonesia sebenarnya sudah memiliki fasilitas dan tenaga sumber daya manusia yang mencukupi. Tapi ia menilai dana dan niat dari pemerintah yang masih kurang hingga menjadikan ini belum bisa terealisasi dengan baik.

"Pemerintah kadang menggunakan jasa sport science terputus-putus dan tidak kontinyu. Padahal sport science itu harus kontinyu demi menunjang target prestasi puncak atlet saat bertanding," kata dia.

Dengan penerapan sports science, atlet akan mendapatkan pola latihan yang tepat. Pemeriksaan secara teratur juga dapat mencegah atlet terhindar dari cedera.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement