REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olaharaga (Kemenpora) mengharapkan cabang-cabang non-unggulan Olimpiade 2016 untuk fokus pada turnamen multi-cabang SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
"Setiap cabang olahraga tidak dapat mengukur diri sendiri layak ke Olimpiade. Kami ingin Satlak Prima memetakan secara rinci program 12 cabang olahraga menuju Olimpiade," kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Djoko Pekik Irianti selepas diskusi Penerapan Hukum Olahraga Internasional dalam Pengembangan Hukum Nasional di Jakarta, Senin (14/9).
Djoko mengatakan Satlak Prima dapat mengintervensi cabang-cabang olahraga yang tidak prospek ke Olimpiade dengan menilai kelayakan turnamen prakualifikasi yang akan diikutinya.
"Kami mengharapkan ada pemetaan detail dari Satlak Prima tentang 12 cabang olahraga serta atlet-atletnya yang prospek Olimpiade termasuk tujuan lokasi pelatihan di luar negeri dan turnamen-turnamen prakualifikasi yang diikuti," kata Djoko.
Sebanyak 12 cabang olahraga yang telah diproyeksikan Satlak Prima mampu memenuhi prestasi Olimpiade 2016 yaitu bulu tangkis, angkat besi, panahan, voli pantai, rowing, atletik, equestrian, kayak, judo, taekwondo, balap sepeda, dan renang.
Meskipun Satlak Prima telah menentukan 12 cabang olahraga menuju Olimpiade, Djoko mengatakan 12 cabang olahraga itu perlu penilaian lebih lanjut.
"Kalau tidak prospek, belum tentu 12 cabang olaharaga. Prestasi pada turnamen multi-cabang olahraga berbeda dengan turnamen tunggal," kata Djoko.
Sebelumnya, Ketua Satlak Prima Suwarno mengatakan Olimpiade 2016 harus menjadi acuan prestasi atlet Indonesia dalam turnamen multi-olahraga internasional. "Jangan mengacu pada SEA Games atau Asian Games karena cabang-cabang olahraga yang diselenggarakan dalam turnamen itu dipengaruhi oleh negara penyelenggara," kata Suwarno.