Senin 28 Sep 2015 14:53 WIB

Sekjen KOI Tuduh Anggota Punya Agenda Tersembunyi

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Citra Listya Rini
Komite Olimpiade Indonesia (KOI)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Komite Olimpiade Indonesia (KOI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) KOI Hifni Hasan mengaku tidak memahami langkah anggota yang dinilai tidak mengikuti aturan yang berlaku. Padahal, ia mengatakan anggota sendiri yang membuat AD/ART.

Sesuai amanah pada 2014, anggota meminta untuk menggelar Rapat Anggota Istimewa dan Kongres Istimewa. Menurutnya, hari ini yakni Senin (28/9) merupakan waktu yang tepat untuk menggelar dua kegiatan tersebut seiring dengan keterbatasan waktu menjelang pelaksanaan Asian Games 2018.  

Dalam Rapat Anggota di Bogor Februari lalu, sembilan PB yang hendak masuk keanggotaan KOI sudah disahkan. Sementara AD/ART disebutnya tidak mengakomodir sembilan PB yang mencakup cabor rugby, kriket, jet ski, olimpian, modern petatron, tetron.

"Nah kita minta pengakuan dari anggota, kalau tidak mengakui ya sudah. Berarti otomatis sidang ini kita batalkan. Mereka yang putuskan, mereka yang menolak. Kita tunggu di kongres Oktober mendatang," kata Hifni usai keluar ruangan di Menara Peninsula, Jakarta (28/9).

Menurutnya, rapat anggota istimewa ini diputuskan sendiri oleh anggota KOI di Novotel, Bogor. Perubahan hanya mencakup satu pasal syarat masuk keanggotaan PB. Namun, anggota menolak melanjutkan rapat untuk mengesahkan perubahan pasal tersebut. Hifni menuduh ada agenda tersembunyi dari anggota yang ingin menggagalkan rapat.

Jika pasal tersebut tidak diubah, secara hukum keanggotaan sembilan PB di KOI menjadi batal. Konsekuensinya, anggota KOI tidak bertambah menjadi 59, namun tetap 51 anggota. Cabor Olympic Sport tersebut tidak bisa mendapat rekomendasi dari KOI ketika mengikuti pertandingan di kancah internasional. Mereka bisa bertanding dengan memakai bendera merah putih, bukan bendera KOI.

"Sebenarnya anggota harus berbesar hati untuk menerima 9 cabor itu.  Saya tidak menyalahkan. Jangan ada kepentingan yang lain," lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement