REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI, Nico Siahaan, menyayangkan kericuhan yang terjadi pada Rapat Anggota Istimewa Komite Olimpiade Internasional (KOI). Nico menilai kericuhan itu bermuara dari tidak adanya kepercayaan dan adanya sikap saling curiga dari anggota yang rapat.
"Banyak ketidakpercayan dari anggota. Yang saya tangkap, tidak ada kepercayaan antara kedua belah pihak dan sama-sama saling curiga ada agenda lain," ujar Nico di Menara Peninsula, Jakarta, (28/9).
Ketidakpercayaan ini menjadi bola liar, yang kemudian mendorong anggota untuk melaksanakan rapat anggota biasa di tempat lain. Nico menilai, baik ketum Rita dan anggota memiliki asumsi masing-masing.
Menurut Rico, anggota menolak menggelar Rapat Anggota Istimewa dan meminta agar dilakukan rapat anggota biasa. Sementara, pimpinan KOI berasumsi bahwa rapat anggota biasa sudah dilaksanakan di Bogor pada Februari lalu. Rita berpandangan rapat anggota biasa tidak ada di dalam mandat keputusan rapat sebelumnya di Bogor. Yang ada, melanjutkan Kongres Istimewa.
Sementara itu, ia menilai tidak sah keputusan yang diambil alih oleh anggota tanpa dipimpin oleh ketua umum. Namun menurutnya, anggota merasa memiliki suara lebih banyak.
Ia mengaku sedih melihat pengelolaan olahraga di Indonesia dengan adanya keadaan ricuh seperti ini di tubuh KOI. Apalagi ke depan akan ada beberapa kejuaraan besar seperti Asian Games 2018 yang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah.
"Saya jadi ragu mencapai target seperti yang sudah disampaikan. Ini wajah dari ketidakbecusan kita semua dalam bersama mengelola olahraga," lanjutnya.
Dengan demikian, ia mengatakan harus mengawasi secara lebih ketat pengelolaan olahraga ke depan. Pihaknya akan meminta penjelasan dari pihak anggota dan ketua umum KOI.