REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI) Arsyad Ahmadi mengatakan anggota membuat inisiatif rapat lanjutan setelah ditinggalkan Ketua Umum Komite Olimpiede Indonesia (KOI), Rita Subowo.
Salah satu kesepakatan dalam rapat cabor yang terdiri dari 27 anggota biasa dan 12 anggota luar biasa, adalah membentuk tim penjaringan dan penyaringan ketua baru. Menurut Arsyad, susunan anggota tim penjaringan akan diajukan ke pengurus KOI.
Arsyad tidak mempermasalahkan tim penjaringan yang telah dibentuk KOI. Sebelumnya, Sekjen KOI Hifni Hasan mengatakan sudah membentuk tim penjaringan. Menurut Arsyad, tim negosiasi sebagai mandatoris anggota akan menegosiasikannya dengan Rita.
"Silakan saja. Nama-nama akan kami sampaikan. Nanti akan dibahas dengan KOI, paling-paling terjadi koalisi. Persoalan ini tidak terlalu berat, hanya menjaring nama nama," kata Arsyad kepada Republika.co.id, Selasa (29/9).
Arsyad menilai persoalan tim penjaringan bisa dibahas bersama KOI. Namun, yang menjadi substansi ialah jadwal pelaksanaan munas. Ia mengatakan gagalnya pengesahan AD/ART terkait PB menjadi KOI tidak berkaitan dengan status keanggotaan sembilan cabor yang telah diakui sebagai anggota KOI.
Sebelumnya, Hifni mengatakan keanggotaan sembilan cabor yang telah diakui menjadi batal, lantaran perubahan pasal gagal dilakukan. Cabor PCI sendiri adalah salah satu dari sembilan cabor itu.
"Enggak ada hubungannya dengan pembatalan rapat. Karena sembilan cabor sudah dapat SK pengukuhan dari KOI dari hasil yang ditetapkan di Bogor," lanjutnya.
Menurut Hifni, sembilan cabor itu merupakan merupakan cabang olympic dan juga anggota OCA. Rita hanya memunculkan perubahan pasal itu, setelah anggota mengetahui dan menolak akan perubahan AD/ART terkait masa jabatan Ketua Umum KOI.