REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa pencalonan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) melalui Tim Penjaringan. Saat ini penyaringan ketua umum baru yang dibentuk pengurus KOI tengah berlangsung.
Anggota melalui tim negosiasi sudah melayangkan surat yang berisi permintaan untuk bertemu dengan pengurus KOI pada Selasa (6/10). Anggota menyayangkan mengenai susunan nama tim penjaringan yang dibentuk sepihak tanpa melibatkan anggota.
Sekretaris Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), Erizal Chaniago, mengatakan PB IPSI sepakat untuk berkoordinasi dengan 39 cabor yang lain dalam mengajukan calon ketua umum. Saat ini, nama kandidat tengah digodok dan sudah mengerucut pada satu nama.
“Kita sedang mengusung calon ketua yang memiliki sudut pandang yang membuat nyaman dunia olahraga. Orangnya sudah mendekati matang, namun kami belum bisa menyebutkan nama,” kata Erizal kepada Republika.co,id, Senin (5/10).
Syarat pencalonan ketua umum salah satunya harus diusung minimal oleh lima cabor anggota biasa. Namun, ia belum memastikan apakah kandidat itu akan diajukan ke tim penjaringan yang dibentuk KOI.
Erizal menilai Tim Penjaringan KOI dinilai kurang tepat karena tidak mengajak PB dalam menyusun kriteria calon ketua umum KOI. Seharusnya terdapat win win solution untuk menentukan nama di Tim Penjaringan. Sehingga, anggota berperan dalam membantu KOI agar pelaksanaan Kongres Istimewa berjalan lancar.
“Kami masih mengkritisi tim penjaringan KOI. Masih kami lihat manfaatnya, namun kita berharap kongres pada 31 Oktober berjalan sukses,” lanjut Erizal.
Erizal menambahkan akan mengusung kandidat ketua yang bisa membangun komunikasi harmonis dengan semua pihak termasuk PB dan KONI. Tujuannya, agar pengelolaan olahraga bisa damai dalam mengurus berbagai kepentingan olahraga. Selama ini, menurutnya, hubungan silaturahmi tampak terputus terutama antara KOI dan KOI yang dinilai kurang kompak.
KOI berperan dalam mengusahakan nomor-nomor cabor yang akan dipertandingkan di event internasional. Selama ini di bawah kepengurusan ketua umum Rita Subowo, tidak ada kemesraan antara KOI dan KONI. Hal itu menurutnya berpengaruh pada pengelolaan olahraga. Dengan dua pintu seperti ini memerlukan banyak birokrasi.
Wakil sekretaris umum PB Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI), Hans Nayoan, mengatakan cabornya belum mengusum nama kandidat ketua umum KOI. Saat ini, PB IKASI tengah melihat kandidat mana yang masuk dalam kriteria yang telah ditentukan KOI. “Kami mengusung nama, tapi kami sekarang mengarah ke kriterianya masuk ke mana,” kata Hans.
Hans mengatakan akan mengusung calon ketua yang diharapkan bisa menjalin kebersamaan antara KOI dan KONI. Selain itu, ketua yang membantu memudahkan akses anggota dalam meminta bantukan ke pemerintah.
Di bawah kepengurusan Rita, Hans mengaku hanya ada beberapa kinerja yang dinilai kurang, lantaran cabor di bawah pimpinannya pun baru beberapa kali mengikuti event internasional.