REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 7.000 peserta dari 34 provinsi bakal mengikuti Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) ke-3 yang akan digelar di Bali pada 9-11 Oktober mendatang.
Ketua FORNAS 3 Aning Perdaningrum mengatakan, anggota kontingen setiap provinsi beraneka ragam, ada yang 300, 400, bahkan sampai 700 orang. Kebanyakan, kata dia, para peserta membiayai sendiri biaya transportasi maupun akomodasi selama FORNAS 3 berlangsung.
Menurut Aning, perhelatan FORNAS 3 dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong royong. "Solidaritas dan semangat untuk hidup sehat, bugar dan gembira lebih mewarnai dibanding rasa kompetisi pada setiap peserta," ujarnya kepada wartawan, Selasa (6/10).
“Kecintaan dan hobilah yang membuat teman-teman ikhlas mengeluarkan dana pribadi,” tutur Aning. Menurut dia, dengan penuh keikhlasan para peserta mengeluarkan dana pribadi. Sehingga, panitia FORNAS 3 banyak terbantu.
“Bayangkan dana untuk menutupi kebutuhan 7.000 peserta selama tiga hari bila tak ada rasa kekeluargaan dan gotong royong peserta,” kata dia.
Ketua Bidang Promosi dan Media FORMI Nasional Ervik Ari Susanto menambahkan, pada sisi itulah terasa perbedaan antara olahraga rekreasi dengan olahraga prestasi.
“Dalam olahraga prestasi sisi kompetisi lebih menonjol, sementara dalam olahraga rekreasi masyarakat seperti yang akan digelar dalam FORNAS 3, sisi solidaritas, kekeluargaan dan gotong royong mungkin lebih mengemuka,” kata Ervik.
Semua peserta, kata Ervik, lebih mengutamakan kedatangan untuk bergembira yang akhirnya mencapai tujuan yakni membuat badan sehat dan bugar. Ia menilai, kerja keras panitia sudah menampakkan hasilnya, hingga FORNAS 3 siap digelar. “Sejauh yang saya cermati, pelaksanaannya sudah siap,” papar Ervik.
Sebelumnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault mengatakan, FORNAS Bali merupakan momen penting dalam pemberdayaan olahraga nasional, khususnya upaya untuk memasyarakatkan dan menjadikan olah raga sebagai gaya hidup.
Menurut dia, pentingnya arti FORNAS itulah, yang menyebabkan semua pihak, terutama para pemangku kepentingan dunia olahraga nasional, perlu bekerja sama dan bersinergi. “Sinergi dengan pemangku kepentingan lain menjadikan pekerjaan besar dan berat itu tak hanya lebih ringan, melainkan makin mungkin untuk dicapai,” tegas Adhyaksa.