REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi telah menyetujui keterlibatan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk memimpin pelaksana revisi maskot Asian Games 2018. Drawa, nama maskot itu, menuai banyak kritik dan penolakan dari masyarakat.
"Untuk teknis dan kriteria revisi pembuatan maskot baru itu akan dirapatkan bersama Bekraf dan KOI pada awal pekan depan," kata Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan sekaligus Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, Sabtu (2/1).
Awal pekan depan pihak-pihak perwakilan dari Kemenpora, KOI dan Bekraf akan melakukan pertemuan lebih lanjut guna membahas rincian bagaimana syarat dan teknis pelaksanaan revisi maskot Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang.
Meski telah menyerahkan pelaksanaan revisi maskot Asian Games kepada Bekraf, ia mengemukakan, pihak Kemenpora memastikan bahwa mereka akan tetap terlibat aktif dalam prosesnya.
"Kami akan tetap mendampingi dan berkoordinasi dengan Bekraf, sehingga paling lambat dua bulan dari sekarang maskot yang baru sudah bisa rampung," ujarnya.
Gatot menambahkan anggaran yang dipakai tetap dari Kemenpora. Perubahan itu, kata dia, tidak sampai Rp 250 juta. Kemenpora dan KOI selaku kepanitiaan penyelenggara Asian Games 2018 telah memperkenalkan logo dan maskot pesta olahraga bangsa-bangsa Asia itu pada 27 Desember 2018 yang diluncurkan secara simbolik oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla.
Berbeda dengan logonya yang menuai pujian, maskot Asian Games 2018 bernama Drawa justru mendapat kritik dari masyarakat umum, bahkan muncul desakan agar Kemenpora melakukan penggantian maskot.
Gatot menolak menyebutkan pencipta Drawa, dan menegaskan bahwa Kemenpora mengambil sepenuhnya tanggung jawab atas penolakan masyarakat atas maskot Asian Games 2018.
"Yang jelas, itu ada karya dari rekan-rekan kami di kepanitiaan, tetapi kami dari Kemenpora lah yang sepenuhnya bertanggung jawab, kami tidak ingin menyalahkan siapa pun," kata Gatot.