REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinju Kelas Ringan Indonesia Daud Yordan mengaku tidak terlalu memfokuskan pertandingan melawan Kato Yoshitaka untuk mendapat kemenangan secara knock out (KO).
"Saya dan Craig (pelatih) sepakat tidak berpikir untuk KO, kenapa? Karena kami fokusnya hanya terus pukul, pukul, dan pukul," ujar Daud saat ditemui dalam jumpa pers di Kantor PB Pertina di Jakarta, Rabu (3/2).
Menurut petinju kelahiran Sukadana Kalimantan Barat, 10 Juni 1987 itu, hal tersebut dilakukan untuk mencari atau menciptakan momentum terlemah dari lawan yang akan dihadapi. Ketika momen tersebut muncul, Daud akan menyelesaikan dengan KO.
"Akan tetapi, untuk mendapatkan momen itu, saya harus konsisten dulu dalam bermain. Saya pukul, lalu menghindar, pukul menghindar, itu yang kami terapkan nanti," kata Daud memaparkan.
Petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut bakal mempertahankan gelar yang kedua kalinya menghadapi petinju Jepang tersebut di Balai Sarbini Jakarta, 5 Februari 2016.
Selama berkarier di dunia tinju, lawan yang pernah dihadapi Daud Yordan di antaranya berasal dari Uganda (Maxwell Awuku dalam pertarungan perebutan gelar di Surabaya), dari Filipina (Ronald Pontilas di Pontianak), Afrika Selatan (Sipho Taliwe di Australia), Argentina (Daniel Eduardo Bruzuela di Australia), dan Afrika Selatan (Simpiwe Vetyeka).
Kemudian, dari Mongolia (Choi Tseveenpurev di Singapura), Filipina (Lorenzo Villanueva di Singapura), Amerika Serikat (Frankie Archuleta di Australia), Indonesia (Chris John di Indonesia), Panama (Celestino Caballero di Amerika Serikat), dan lain sebagainya.
Sebelum berkecimpung di kelas ringan, Daud Yordan juga sempat menjadi juara dunia kelas bulu IBO saat menang dengan KO ronde kedua atas petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Singapura, 5 Mei 2012.
Ia sempat mempertahankan gelarnya sekali setelah menang atas petinju Mongolia Choi Tseveenpurev di Singapura, 9 November 2012, sebelum akhirnya kalah dari petinju Afrika Selatan lainnya, Simpiwe Vetyeka, di Jakarta, 14 April 2013