Jumat 12 Feb 2016 15:10 WIB

Menpora: Kami Ingin Maskot Asian Games yang Bersahabat

Red: M Akbar
Menpora Imam Nahrawi (kiri) berbincang dengan Ketua Umum KOI Erick Thohir (kanan) usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/1).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Menpora Imam Nahrawi (kiri) berbincang dengan Ketua Umum KOI Erick Thohir (kanan) usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta maskot Asian Games 2018 yang saat ini masih dalam proses sayembara lebih menonjolkan aspek kekinian karena makna kejuaraan empat tahunan tersebut di Tanah Air sangat besar.

"Asian Games harus dimaknai jika ini adalah gelaran besar. Kami ingin maskot lebih bersahabat dan buat yang kekinian," katanya di sela penandatanganan MoU dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terkait revisi maskot Asian Games di Kantor Kemenpora Jakarta, Jumat (12/2).

Maskot Asian Games 2018 sebenarnya telah diluncurkan pada sosialisasi kejuaraan olahraga terbesar di Asia di Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, akhir Desember 2015.

Namun, maskot yang bernama "Drawa" (Burung Cendrawasih) langsung mendapatkan kritikan tajam dari masyarakat karena dinilai sangat sederhana.

Pemerintah sebenarnya langsung bergerak cepat dengan melakukan komunikasi dengan Badan Ekonomi Kreatif. Sebagai lembaga negara, Barekraf didorong untuk menjadi penengah dalam merevisi maskot Asian Games 2018 yang diharapkan bisa tuntas pada Mei mendatang.

"Puji syukur sudah ada penandatanganan MoU dengan Bekraf untuk melakukan perbaikan terhadap maskot Asian games. Tentu ini menjadi awal melihat Asian Games sebagai semangat kebangkitan dan perubahan," kata Menpora menambahkan.

Sementara itu, Kepala Bekraf Triawan Munaf menyambut baik MoU yang dilakukan dengan Kemenpora dengan harapan proses revisi maskot Asian Games 2018 segera berjalan.

Pihaknya menegaskan bahwa kejuaraan empat tahunan itu bisa mencerminkan olahraga tingkat dunia. "Asia memiliki energi optimisme yang besar. Makanya tema yang kita siapkan adalah "Energy of Asia". Untuk itu, kami akan melibatkan profesional yang ahli desain. Saat ini kita banyak memiliki individual yang berbakat," katanya.

Dengan adanya MoU itu, pihaknya juga membuka kesempatan kepada profesional ahli desain untuk terlibat. Selanjutnya data yang masuk akan dibawa ke panel yang berasal dari berbagai pihak mulai dari pihak kementerian hingga Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

"Untuk kontrak belum dijelaskan karena meski hal inii profesional tapi ini untuk bangsa Indonesia. Jadi kita tidak akan memberlakukan proyek mencari uang, tapi ini lebih sebagai edukasi untuk masa depan Indonesia," kata Triawan menambahkan.

Pada MoU revisi maskot Asian Games 2018 juga dihadiri oleh ketua KOI Erick Thohir. Pria yang juga pemilik klub Inter Milan itu menjelaskan jika untuk pemilihan maskot tidak melibatkan OCA. Pihak KOI nantinya akan memilih hasil sayembara dan pihak Kemenpora yang akan mengumumkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement