REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tekad besar pegulat Sumatra Utara untuk meraih prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat, September 2016, tidak berbanding dengan peralatan latihan yang masih seadanya.
Pelatih Gulat PON Sumut, Nasional Barus di Medan, Senin (22/2), mengatakan, atlet PON Sumut berlatih di gedung yang berada dekat Stadion Teladan Medan.
Namun, sejumlah kendala masih mereka rasakan seperti kondisi gedung dan fasilitas latihan yang kurang layak digunakan selama pemusatan latihan Daerah (Pelatda) berjalan.
Dari pantauan di lokasi, kondisinya sungguh miris. Arus listrik yang sudah terputus, ketiadaan toilet atlet, sebagian besar atap sudah bocor, hingga peralatan latihan kurang memadai. Karena itu pula, jika hari sudah mulai petang, mereka tidak bisa menggelar latihan malam hari.
"Peralatan saat ini kondisinya sebagian memang sangat miris. Seperti matras juga udah harus diganti. Mereka juga harus bergantian latihan alat berat. Makanya, latihan malam tidak bisa," katanya.
Meski dengan peralatan seadanya, ia mengingatkan kepada atlet untuk tidak manja dan putus asa. "Kami juga menginginkan kepengurusan Pengprog PGSI yang baru ini akan ada perubahan. Di bawah pimpinan Rajamin, kami yakin mudah-mudahan ada perubahan dari pemimpin sebelumnya," katanya.
Bahkan, gedung yang sejak tahun 1996 sudah dipakai untuk latihan atlet gulat Sumut itu, merupakan aset dari Universitas Negeri Medan.
"Kami juga tidak bisa memaksa gedung ini harus direnovasi. Karena ini milik Unimed, bukan punya KONI atau pemprov Sumut. Jadi disini kami masih numpang. Tapi kami berharap, suatu saat cabor gulat punya gedung latihan sendiri," katanya.