REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Persaingan atlet renang putri Rusia dengan atlet putri Amerika Serikat pada nomor gaya dada 100 meter Olimpiade 2016 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (8/8) WIB menjadi panas. Menyusul isu doping terhadap atlet-atlet Rusia yang merebak hangat.
Atlet putri AS Lilly King meraih medali emas dan mencetak rekor Olimpiade setelah mencatatkan waktu satu menit 4,93 detik. Sedangkan atlet putri Rusia Yuliya Efimova meraih medali perak dengan catatan waktu satu menit 5,5 detik.
Medali perunggu diraih rekan senegara Lilly, Katie Meili, yang mencatatkan waktu satu menit 5,69 detik. Kedua atlet putri Amerika Serikat membalut diri mereka dengan bendera negaranya. Sedangkan Efimova tampak menangis dan berdiri di sisi lain podium.
Persaingan antara Rusia dan AS juga berlanjut di luar kolam ketika Lilly terlebih dahulu memicu konflik dengan menentang keikutsertaan Efimova dalam Olimpiade Rio 2016. Efimova berhak ikut Olimpiade 2016 setelah bandingnya atas kasus doping diterima.
Dalam jumpa pers ketiga atlet itu setelah perlombaan renang, Lilly mengkritik Efimova yang mengacungkan jari setelah menang perlombaan semifinal.
"Dia mengacungkan jari 'nomor satu' dan dia telah terbukti curang dengan doping. Saya bukan salah satu penggemarnya," kata Lilly kepada para jurnalis selepas perlombaan semifinal pada Ahad (7/8) waktu setempat.