Kamis 11 Aug 2016 12:19 WIB

Erick Thohir Apresiasi Prestasi Angkat Besi di Olimpaide Rio

Rep: Ali Mansur/ Red: Citra Listya Rini
Erick Thohir
Foto: Republika/Yasin Habibi
Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO  -- Ketua umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir memberikan apresiasi tinggi terhadap cabang angkat besi yang sudah berjuang di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Memasuki hari ke-6 olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan itu berhasil menyumbangkan dua medali perak.

Hasil sementara ini yang diraih Kontingen Indonesia, ini menunjukan peningkatan dari ajang yang sama sebelumnya, yaitu pada Olimpiade di London saat itu hanya mendapatkan 1 (satu) perak dan 1 (satu) perunggu.

Selain itu salah satu atlet angkat besi (lfter) juga memecahkan rekor yang membanggakan dan sulit dipecahkan oleh atlet lain. Lifter Eko Yuli Irawan merupakan satu-satunya atlet Indonesia sepanjang sejarah yang selalu merebut medali.

Setidaknya sudah tiga  medali berturut-turut dalam tiga ajang Olimpiade yang berbeda yaitu saat di Beijing (2008) Eko memperoleh medali perunggu, di London (2012) kembali memperoleh perunggu dan menjadi penyumbang medali pertama saat itu dan sekarang di Olimpiade Rio (2016) Eko memperoleh medali perak.

“Kami berharap prestasi ini diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia untuk memperkuat rasa bangga dan dukungan terhadap atlet nasional yang telah berusaha keras demi nama bangsa. Bagi para atlet lainnya, konsistensi yang ditunjukan Eko agar menjadi contoh dan bukti nyata bahwa Indonesia bisa!”, ujar Erick Thohir saat di Rio, Kamis (11/8).

Catatan yang dicapainya pada Olimpiade Rio de Janeiro ini, meneruskan prestasinya pada dua olimpiade sebelumnya.Pada Olimpiade Beijing 2008 silam, Eko Yuli yang turun di kelas 56 kg meraih medali perunggu. Saat itu, dia mencatat total angkatan 288 kg, cuma tertinggal 4 kg Long Qingquan yang meraih medali emas.

Empat tahun kemudian, Eko Yuli naik kelas ke beban angkatan 62 kg. Ketika itu lifter kelahiran 20 Desember 1989 mencatat total angkatan 317 kg dan berhak meraih medali perunggu.

Memang total angkatan Eko Yuli pada Rio 2016 memang mengalami penurunan, 312 kg. Namun secara prestasi Eko Yuli mengalami kenaikan dibanding Olimpiade episode sebelumnya. Apalagi sebelum berangkat ke Brasil, Eko Yuli sempat mengalami cedera lutut. Tapi dia melawan cedera yang dialaminya dengan tidak mengubah program latihannya sampai di Cape Town saat mengikuti pemusatan latihan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement