Kamis 11 Aug 2016 16:25 WIB

Jasa Bu Ipah dari Dapur Kontingen Indonesia

Kontingen Indonesia pada pembukaan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (6/8).
Foto: EPA/TATYANA ZENKOVICH
Kontingen Indonesia pada pembukaan Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- "Panggil saja saya Bu Ipah," kata wanita setengah baya warga negara Indonesia yang berdomisili di Sao Paulo, Brazil, itu ketika ditanya nama lengkapnya. Bu Ipah adalah juru masak yang tiap hari menyiapkan masakan khas Nusantara untuk kontingen olah raga Indonesia yang sedang mengikuti pesta olahraga sedunia, Olimpiade di Rio de Janeiro.

Selama Olimpiade, ibu tiga anak ini diminta oleh Kedutaan Besar RI di Brazil, untuk bertugas di dapur posko kontingen Olimpiade Indonesia di Rio de Janeiro. Makanan hasil olahan Bu Ipah tiap hari dibawa ke perkampungan atlet di Olympic Park.

Sebenarnya di perkampungan atlet Olimpiade, panitia setempat menyediakan makanan untuk seluruh atlet peserta pesta olah raga sejagat itu. Namun atlet-atlet Indonesia umumnya kurang cocok dengan makanan Brazil. Sehingga ketua kontingen Indonesia Raja Sapta Oktohari menetapkan untuk menyuplai makanan khas Indonesia untuk para atlet.

"Saya senang bisa ikut membantu atlet kita di Olimpiade, walau cuma dari dapur," kata Bu Ipah yang sudah 20 tahun tinggal di Brazil karena ikut suaminya yang bekerja di Sao Paulo.

Karena peran Bu Ipah inilah maka atlet-atlet Indonesia selama berada di Rio de Janeiro bisa menikmati sayur asem, sayur lodeh, gado-gado, soto ayam dan kuliner khas Nusantara lainnya. Dengan begitu para atlet tidak ada masalah lagi soal selera makanan dan mereka bisa lebih fokus dalam pertandingan.

Wanita yang sangat fasih berbahasa Portugis itu mengaku sudah biasa memasak untuk orang banyak. Karena di Sao Paulo ia bekerja di sebuah masjid besar di kota tersebut.

"Banyak tamu yang datang ke masjid itu, dan saya sering minta memasak untuk jamuan tamu itu. Kadang-kadang jumlahnya sampai ratusan," kata wanita asal Bumiayu, Brebes (Jawa Tengah ) itu.

Bu Ipah sendiri jarang pulang ke Indonesia. Dia mengaku terakhir pulang kampung ke Bumiayu pada 2011. "Sudah lima tahun tidak pulang," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement