REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO—Indonesia memiliki peluang besar untuk dapat unjuk gigi di cabang olahraga balap sepeda BMX di Olimpiade. Satu-satunya atlet BMX, Tony Syarifudin memang gagal menyelesaikan pertandingan, namun eksistensi pembalap sepeda BMX Indonesia sudah tak dipandang sebelah mata.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari mengatakan, melihat Olimpiade Rio de Janeiro, pihaknya optimistis mampu menambah atlet di cabang olahraga ini. Oktohari yang juga Chef De Mission (CDM) Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro ini mengatakan, sebenarnya Indonesia sangat berpeluang besar di cabang ini.
“Tahun-tahun ke depan, saya akan menambah atlet yang ikut Olimpiade balap sepeda, saya sudah memelajari trik-triknya di sini,” kata Okto pada wartawan di Rio de Janeiro, termasuk Republika.co.id, Kamis (18/8).
Dalam pertandingan balap sepeda BMX yang dilakukan di Olympic BMX Center, Deodoro Venue, Tony tidak dapat melanjutkan pertandingan karena cedera.
Kecelakaan terjadi saat Toni melakukan jump dalam run kedua. Ia memaksa melanjutkan lomba dengan tangan kanan yang cedera hingga finis, tapi setelah itu mundur, mendapat perawatan, dan dibawa ke rumah sakit.
Okto mengatakan, Tony harus mendapat perawatan terlebih dahulu. Semua biaya perawatan dan penyembuhannya sudah ditanggung pihak Olimpiade.
Namun, sangat disayangkan karena pada sesi balap pertama, Tony mampu finis di urutan kelima. Artinya, atlet balap sepeda Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk tampil lebih baik di kancah internasional.
“Kita hanya kurang mengadakan kejuaraan saja di Indonesia. Kalau itu bisa, banyak atlet balap sepeda nasional yang bisa turun di Olimpiade,” ujar dia.