REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet angkat besi Indonesia peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 Eko Yuli Irawan mengaku akan memulai pelatihan nasional (pelatnas) pada Oktober 2016. Ini setelah ia mengikuti PON XIX di Jawa Barat.
"Persiapan kami tidak main-main. Meskipun akan ada SEA Games 2017, kami konsentrasi untuk Asian Games 2018," kata Eko Yuli di sela-sela penyambutan atlet peraih medali Olimpiade 2016 di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Selasa (23/8).
Eko mengatakan atlet-atlet angkat besi peserta Asian Games 2018 juga menjadi juara dalam Olimpiade 2016 sehingga peta persaingan akan seketat Olimpiade.
Pelatnas cabang angkat besi, lanjut Eko, akan digelar di Cibubur, Jakarta Timur. "Sudah disiapkan di Cibubur. Soal timnya, itu manajer dan pengurus besar yang akan memutuskan," katanya.
PB PABSI akan meninjau atlet-atlet yang akan masuk pelatnas cabang angkat besi berdasarkan seleksi kejuaraan-kejuaraan nasional.
"Saya masih ingin meraih medali emas. Sepertinya saya masih punya kesempatan sehingga saya akan mencoba Olimpiade sekali lagi," kata Eko.
Atlet yang meraih medali perak dari kelas 62 kg putra itu mengatakan persiapan pelatihan nasional atlet-atlet yang diproyeksikan menuju Olimpiade harus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
"Karena targetnya semakin tinggi, risiko cedera juga ada. Kami juga harus didukung dengan suplemen dan nutrisi yang bagus," katanya.
Eko mengaku pelatihan cabang angkat besi di Afrika Selatan memang cukup membantu persiapan atlet menuju Olimpiade Rio 2016. Tapi, kata dia, pelatihan itu perlu dilakukan lebih panjang karena persiapan Olimpiade bisa dalam empat tahun.
Sebelumnya, Eko bersama rekannya di pelatnas Sri Wahyuni dan pasangan atlet bulu tangkis ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengikuti pawai peraih medali Olimpiade Rio 2016 dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten menuju kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga di kawasan Senayan, Jakarta.
Tim bulu tangkis Indonesia yang mengikuti Olimpiade Rio 2016 mendapatkan sambutan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ketua Umum DPR RI Ade Komarudin, Ketua Komite Olahraga Indonesia (KONI) Tono Suratman, Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto, Ketua Umum PB Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Gita Wirjawan, dan sejumlah pengurus cabang olahraga lain.