Kamis 25 Aug 2016 17:49 WIB

Presiden Jokowi Ambil Bagian pada Upacara Pembukaan PON Jabar

Presiden Joko Widodo.  (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo. (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  -- Presiden RI Joko Widodo akan menjadi bagian puncak pertunjukan upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Tahun 2016/Jawa Barat yang akan diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

"Justru akan kita rancang pidato Presiden itu akan menjadi bagian dari puncak pertunjukan. Puncak gelar budaya dan teknologi. Jadi jangan di depan tapi kita simpan di belakang pidato Presidennya," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, di Bandung, Kamis (25/8).

Deddy mengatakan Gelaran Upacara Pembukaan PON XIX kurang dari sebulan lagi. Bidang Upacara PON pun sudah mulai melakukan persiapan, seperti pembangunan panggung di Stadion GBLA yang akan menjadi lokasi upacara pembukaan.

Deddy mengatakan PB PON akan terus berbenah mempersiapkan gelaran budaya dan seni pertunjukan Opening Ceremony atau upacara pembukaan.

Dirinya juga mengatakan upacara pembukaan akan berlangsung meriah dengan balutan seni-budaya serta teknologi, termasuk akan melibatkan Presiden Joko Widodo dalam upacara pembukaan.

"Jadi pidato Presiden itu bukan di bagian dramatik yang rendah tapi harus di bagian dramatik yang tinggi sambutan Presidennya. Karena penting sambutan Presiden itu, sebagai apresiasi kepada olahragawan nasional. Itu penting sekali," kata Deddy.

Upacara pembukaan PON XIX akan dirancang sebagai pertunjukan atau tontonan yang tidak formal atau normatif, hal ini pun sesuai dengan arahan dari Mensesneg.

Untuk itu, Deddy juga menuturkan gelaran Opening Ceremony PON tidak akan berlangsung kaku dan tidak membosankan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement