REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus menggaungkan kesiapan Indonesia menyambut dan menjadi tuan rumah Tafisa (The Association For International Sport for All) World Games 2016. Kali ini, Tafisa World Games 2016 yang merupakan pesta olahraga rekreasi tingkat dunia tersebut, disosialisasikan melalui ajang Kenduri Nasional Scorpio III bersama Ikatan Motor Scorpio Indonesia (IMSI) di halaman Kemenpora, Senayan, Jakarta, Sabtu (24/g).
Tafisa World Games 2016 akan berlangsung di Jakarta, 6-12 Oktober mendatang. Acara pembukaan dan penutupannya direncanakan berlangsung di Ancol. Sekitar 85 negara dan lebih dari 12.000 peserta, ditargetkan terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Saya harap Tafisa World Games 2016 mampu meraih sukses dari sisi ekonomi dan penyelenggaraan. Karena itu akan kami sajikan seluruh potensi budaya Indonesia, olahraga, kuliner yang sangat banyak, baju kreasi yang inspiratif dan penuh kreativitas. Kemudian harus bisa menunjukan bahwa kita aman dan nyaman. Sehingga muncul kepercayaan dunia, Indonesia tidak hanya ramah, indah, cantik, tetapi juga aman untuk dikunjungi,” ujar Deputi III Bidang Pembuyaan Olahraga Kemenpora sekaligus Wakil Ketua Panitia Pelaksana Tafisa World Games 2016, Raden Isnanta di ajang Kenduri Nasional Scorpio III dalam siaran persnya, Ahad (25/9).
Turut hadir dalam kegiatan ini diantaranya Sekretaris Deputi III Kemenpora, Bambang Laksono, Wakil Sekretaris III Tafisa Ahtiar Bahtiar, Kagab Humas, Hukum dan Sisinfo Sesdep III Kemenpora Budiyanto, perwakilan dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Pol Riki Yanuarfi serta Ali Bin Husin Assegaf selaku pimpinan Majelis Nurul Habib Jakarta Timur.
Kenduri Nasional Scorpio III di halaman kantor Kemenpora berlangsung meriah. Ajang tahunan dari komunitas otomotif tersebut diisi dengan kegiatan donor darah, tes narkoba, bazar, dan berbagai pertunjukan seni dan budaya tang menghibur. Selain menyosialisasikan Tafisa World Games 2016, dalam acara tersebut, Kemenpora juga menggaungkan gerakan Ayo Olahraga.
Isnanta menegaskan, TAFISA World Games 2016 mamapu memberikan banyak manfaat penting. Di antaranya, melestarikan olahraga tradisional dan menjadikannya sebagai bagian dari kegiatan dunia. Sebab, semua itu terkait dengan prinsip hidup sehat dan bugar masyarakat dunia.
“Selain itu, diharapkan bisa memancing minat masyarakat untuk berolahraga. Menjadikan olahraga sebagai gaya hidup, karena Menpora Imam (Nahrawi), pemerintah, mencanangkan gerakan Ayo Olahraga. Ini harus dijadikan momentumnya,” tambah Isnanta.
Isnanta menuturkan, tingkat kebugaran masyarat Indonesia sangat rendah. Bahkan hal tersebut juga terjadi di negara-negara lainnya. Tingkat kebugaran yang rendah membuat potensi terkena penyakit menjadi cukup tinggi. “Karena itu, ayo jadikan olahraga sebagai solusinya. Maka Tafisa harus benar-benar dimaknai seluruh rakyat Indonesia khususnya, sebagai ajakan untuk begerak, bergerak dan bergerak,” katanya.
Dengan menjadi tuan rumah Tafisa World Games 2016, Indonesia juga berkesempatan mempromosikan berbagai olahraga rekreasi tradisional asli Tanah Air. Misalnya permainan enggrang, terompah panjang, layang-layang, senam kreasi daerah dan senam poco-poco, pencak silat budaya, sepeda tua (ontel), dan gulat tradisional.
Kemenpora, lanjut Isnanta, akan terus melakukan sosialisasi Tafisa World Games 2016 kepada semua komunitas dan lapisan masyarakat di seluruh provinsi.
“Sementara kita perkuat di Jakarta. Seperti dalam kesempatan kali ini, ada kegiatan donor danah, pagelaran musik dan dihadiri komunitas pencinta motor. Ini membuktikan bahwa sehat, bugar dan gembira, merupakan hak semua pihak,” jelasnya.
Tafisa World Games 2016 mengambil tema besar “Unity in Diversity” yang terinspirasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tarsius Tarsier atau monyet terkecil di dunia yang hanya ada di Sulawesi menjadi maskotnya. Kemenpora pun berencana menggelar arak-arakan Tarsius ke berbagai derah sebagai bagian dari sosialisasi menyambut festival olahraga rekreasi dunia tersebut.
“Akan ada kirab atau arak-arakan Tarsius mulai minggu depan. Mekanismenya seperti arak-arakan api PON. Jadi, Tarsius akan disosialisasikan dari kota ke kota. Rencananya, dimulai dari Sulawesi, lalu ke Makassar, Kalimantan, ke Jawa dan berhenti di Ancol,” kata Isnanta.