Rabu 11 Jan 2017 16:33 WIB

KOI dan INASGOC Tunggu Dana Asian Games

Rep: Agus Raharjo/ Red: Israr Itah
Erick Thohir
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Erick Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gelaran Asian Games 2018 tinggal satu setengah tahun lagi digelar di Jakarta dan Palembang. Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Indonesia Asian Games Organizing Committe (INASGOC) masih terus menunggu kepastian dana untuk 2017.

Ini diungkapkan oleh Ketua KOI dan INASGOC Erick Thohir. Ia mengatakan ada dana besar yang seharusnya dicairkan pada 2017 ini. Mengingat, harus ada percepatan untuk mengebut persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018. Hal itu juga sudah sesuai dengan hasil rapat dengan DPR, Menteri Keuangan, dan Menteri Pemuda dan Olahraga, bahwa tahun 2017 sudah dianggarkan dana yang cukup besar.

“Kalau tidak besar nanti telat. Karena tinggal satu setengah tahun lagi,” tutur Erick di Jakarta, Rabu (11/1).

Anggaran 2017 diharapkan dapat membiayai kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting. Erick mengatakan, setidaknya ada beberapa pembiayaan besar yang harus diselesaikan pada tahun ini.

Pertama, ada test event yang akan digelar pada November nanti. Agenda ini menjadi prioritas yang akan didanai dari anggaran yang diharapkan segera cair tahun ini. Kedua, ada kebutuhan dana untuk uang muka pelaksanaan upacara pembukaan dan penutupan Asian Games. Ini menjadi agenda yang paling masif dalam gelaran pesta olahraga di seluruh Asia.

Untuk acara pembukaan dan penutupan, KOI sudah memperkirakan bakal menyerap dana sekitar 60 juta dolar AS (Rp 842 miliar). Jumlah ini masih sangat jauh dibandingkan dengan misalnya acara pembukaan dan penutupan Olimpiade Rio de Janeiro beberapa waktu lalu yang menyerap dana sekitar 130 juta dolar AS.

“Lalu ada kebutuhan dana untuk uang rental tempat,  peralatan IT dan Broadcast. Kurang lebih itu yang besar-besar,” ujar pria yang juga Presiden Inter Milan itu.

Erick mengungkapkan selain kebutuhan untuk penyediaan IT bagi penyelenggara, ada juga yang harus dikoordinasikan dengan kementerian terkait, misalnya Kementerian Komunikasi dan Informasi. Kementerian harus memiliki dana untuk penyediaan IT Center. Misalnya untuk menyediakan data internet yang dibutuhkan selama gelaran Asian Games.

Diperkirakan selama hampir sebulan penyelenggaraan Asian Games, akan membutuhkan data yang sangat besar bagi pengguna internet di Indonesia. Dana inilah yang akan digunakan untuk membayar data itu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement