REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persiapan Asian Games 2018 diwarnai riak dengan penetapan Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Doddy Iswandi dan Bendahara KOI Anjas Rivai sebagai tersangka kasus dugaan korupsi. Hal tersebut terkait penyimpangan dalam penggunaan dana sosialisasi Asian Games 2018, yang berasal dari APBN pada Desember 2015.
Ketua Umum KOI sekaligus Presiden INASGOC, Erick Thohir mengatakan pihaknya akan meningkatkan pendampingan dalam pengawasan anggaran Asian Games 2018. Ia juga berharap kejadian ini tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu.
"Sebagai warga negara Indonesia yang baik dan turut kepada hukum, apabila dipanggil oleh kepolisian saya akan taat dan hormati pemanggilan tersebut. Tapi jangan sampai ini jadi dipolitisasi," kata Erick, Rabu (8/3).
Hingga kini, KOI dan INASGOC telah bekerja sama dengan lembaga pengawasan pemerintah, baik itu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta kepolisian. Hal itu mengingat penyelenggaraan pesta olahraga di Asia itu menggunakan dana APBN yang sangat besar.
Erick menuturkan kerja sama dengan lembaga tersebut dilakukan agar proses persiapan lebih baik lagi. Apalagi Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games 2018 penyelenggaraannya hanya menyisakan waktu kurang dari dua tahun lagi.
Tak hanya itu, Erick juga ingin salah satu dari empat sukses yang ingin dicapai KOI dan INASGOC dalam pelaksanaan Asian Games 2018 mencakup sukses administrasi penyelenggaraan. Hal itu merupakan indikator keberhasilan yang tak kalah penting dengan tiga sukses lainnya, yakni penyelenggaraan, prestasi olahraga, dan pemberdayaan ekonomi.
Baca juga: Inter Milan: Erick Thohir tidak Sedang Diselidiki