REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Kisah hidup mantan juara dunia tinju versi IBF dari Indonesia, Ellyas Pical akan diangkat ke layar perak oleh pelaku seni Tanah Air. Film yang rencananya diangkat ke layar lebar dengan disutradarai oleh Robby Ertanto tersebut, lakan mengisahkan kisah hidup inspiratif petinju yang berasal dari wilayah Saparua, Maluku itu.
Ellyas Pical megomentari rencana pembuatan film dirinya tersebut dengan perasaan senang dan berkeinginan untuk turut serta dalam proses pembuatannya. Namun, petinju yang akan berusia 60 tahun pada 24 Maret tersebut, mengaku saat ini masih fokus mengembalikan kondisi kesehatannya yang sempat memburuk beberapa waktu lalu. "Saya senang dan ingin main film juga, semoga saya bisa sehat dan bisa ikut serta di dalamnya,” kata Ellyas Pical, Jumat (10/3).
Baca juga, Kisah Legenda Tinju Ellyas Pical Dijadikan Biopik.
Ellyas Pical sempat mengalami serangan jantung dan harus menjalani operasi pemasangan ring jantung di RS Harapan Kita, Jakarta. Kini, dia telah kembali ke kediamannya, meksi masih harus mengembalikan kondisi kesehatannya karena masih bermasalah dengan asam lambungnya. "Jika tidak diberi asupan makanan setiap dua jam, rasanya sakit hingga ke kepala," ucap Elly yang menceritakan sedikit kondisinya saat ini.
Semasa berkarier, Ellyas Pical berhasil merebut gelar juara IBF kelas bantam junior (super terbang) dari petinju Korea Ju-do Chun di Jakarta pada 3 Mei 1985. Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco di Jakarta.
Pical kemudian mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan kemenangan KO pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986. Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Lee Dong-chun, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy pada 1987.
Pical kembali bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam junior, dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang dari Korea Selatan. Gelarnya sempat bertahan sampai dua tahun, sebelum Pical terbang ke Amerika Serikat pada 4 Oktober 1989 untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia. Namun ia harus menyerahkan gelarnya kepada Perez karena kalah angka.