REPUBLIKA.CO.ID, PYEONGCHANG—Olimpiade Musim Dingin akan digelar ditengah-tengah panasnya hubungan Korea Selatan dan Korea Utara. Walaupun berlangsung di salah satu negara yang berkonflik Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan, tidak akan merubah lokasi penyelenggaran Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan.
“Dalam konteks ini kami hanya mengikuti situasinya, ini selalu berubah (ketegangan antar dua negara) setiap hari dan hanya itu yang kami lakukan saat ini," kata Ekskutif Direktur IOC Christophe Dubi, Sabtu (13/5). Saat ini, Dubi mengaku belum membuat rencana kontingensi walaupun tetap mengawasi situasi tersebut. "Di saat yang sama kami punya satu rencana dan itu di Pyeongchang pada bulan Febuari," katanya.
Tensi antara dua negara sudah terjadi berbulan-bulan yang lalu sejak Korea Utara melakukan uji coba program nuklir mereka. Korut juga sudah berkali-kali melakukan tes misil balistik yang mengarah ke Korea Selatan.
Sementara pada Febuari tahun depan, Korea Selatan akan menjadi negara Asia kedua yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim dingin. Olimpiade ini akan diselenggarakan di Pyeongchang dan Gangneung.
Secara teknis, Korea Selatan dan Korea Utara masih berperang setelah Perang Korea tahun 1950-1953. Konflik ini terus berkempanjangan sampai sekarang.
IOC mengatakan, sampai saat ini belum ada kota yang ditunjuk untuk menjadi tuan rumah kedua bila terjadi sesuatu di Korea Selatan. "Tidak ada kota lain sampai saat ini," tegas Dubi.