REPUBLIKA.CO.ID, BULUKUMBA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi kecewa dengan prestasi cabang olah raga (cabor) sepak takraw di Indonesia. Semestinya, kata dia, cabor ini menjadi salah satu unggulan anak negeri.
Imam mengatakan, sepak takraw merupakan olah raga yang lahir dari Indonesia. Bahkan, olahraga ini disebutnya pernah berjaya di Sulawesi Selatan (Sulsel). Tapi, saat ini, sepak takraw tak lagi diminati di dalam negerinya sendiri.
"Saya ingin mengembalikan (prestasi) sepak takraw menjadi milik Indonesia," ujar Imam, saat membuka Gala Desa 2017 di Kabupaten Balakumba, Sulawesi Selatan (Sulesel), pada Ahad (14/5). Dia mengingatkan, sepak takraw Indonesia saat ini berada di bawah level Vietnam dan Thailand.
Rendahnya level Indonesia, bahkan sampai dalam hal industri sepak takraw. Menurut Imam, lahirnya sepak takraw di nusantara berawal dari fungsi pembuatan bola dari kayu rotan sebagai salah satu komoditas terbaik milik Indonesia. Penggunaan kayu rotan tersebut, saat ini beralih fungsi dengan menjadikan plastik sebagai bahan baku pembuatan bola.
Rendahnya prestasi dan pola industri sepak takraw Indonesia, menjadi salah satu alasan baginya memasukkan cabor tersebut sebagai salah satu yang dipertandingkan dalam Gala Desa 2017. Yaitu, gelaran pesta raga cabor antar desa di Tanah Air. Gala Desa tahun ini pertama digelar di Bulukumba di Sulsel.
Ada enam cabor yang dipertandingkan dalam Gala Desa tahun ini. Selain sepak takraw, ada sepak bola, bulu tangkis, tenis meja, dan atletik.
Selain di Bulukumba, Gala Desa juga akan digelar di 134 kabupaten dari 34 provinsi di Indonesia. Di Sulsel, selain Bulukumba, enam kabupaten juga akan menggelar perhelatan serupa, yaitu di Kabupaten Soppeng, Bone, Wajo, Pinrang, dan Sinjai.