REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Senam artisik Indonesia berhasil meraih satu medali emas melalui atletnya Muthia Nur Cahya yang turun di nomor meja lompat dalam ASEAN Schools Games (ASG) 2017 yang digelar di Stadion Bishan, Singapura, Ahad (16/7).
Dari dua kali kesempatan di babak final, Muthia mencatatkan rata-rata skor tertinggi 12,925. Nilai itu tidak terkejar oleh pesenam Vietnam Truong Khanh Vanh di posisi kedua dan perunggu didapatkan oleh pesenam Malaysia Geanie Ng Ee Ling. Prestasi senam artistik dengan satu emas ini melampaui target yang diberikan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk cabor senam, yaitu dua perak.
Total di ASG 2017 Singapura, senam artistik sudah menyumbang dua medali. Selain emas, sebelumnya pada pertandingan senam hari pertama, Sabtu (15/7), tim senam artistik putri sukses merengkuh perunggu.
Menurut manajer tim senam artistik Indonesia di ASG 2017 Dian Arifin kemenangan Muthia di nomor meja lompat mengejutkan walau memang atlet berusia 15 tahun itu diharapkan mendapatkan medali sedari awal. Hal itu karena dalam kualifikasi sehari sebelumnya, Muthia hanya berada di peringkat kelima.
"Namun, di final dia bisa melakukan gerakan yang sangat baik dan meraih emas. Alhamdulillah, terima kasih kami ucapkan atas dukungan semua pihak kepada senam artistik," ujar Dian, yang juga kepala bidang pembinaan dan prestasi PB Persatuan Senam Indonesia (Persani).
Terkait Muthia, Dian mengungkapkan atlet putri asal Sulawesi Selatan tersebut akan masuk ke jajaran atlet senam senior pada 2018, ketika umur pesenam yang juga siswi SKO Ragunan itu menginjak usia 16 tahun. "Muthia kami siapkan untuk SEA Games dan Asian Games. Semoga kemampuannya bisa terus meningkat," kata dia.
Adapun dengan perolehan emas dari senam artistik, sampai berita ini diturunkan, Indonesia sudah memperoleh total enam medali emas. Lima emas lainnya disumbangkan cabang olahraga renang pada Sabtu.