REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Olahraga Prancis, Laura Flessel mengatakan, negaranya tidak akan ikut dalam Olimpiade Musim Dingin pada 2018 di Korea Selatan bila keamanan atletnya di negara tersebut tidak bisa dijamin. Pernyataan ini meningkatkan spekulasi Prancis tidak akan mengikuti ajang multicabang tersebut.
Tensi antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) terus meningkat. Terutama, setelah Korut kembali melakukan tes nuklir pada 3 September lalu. Tes nuklir Korea Utara menjadi pusat perhatian dunia.
Korut pun sudah berkali-kali dijatuhi sanksi karena melakukan berbagai uji coba senjata mereka. "Jika keamanan kami tidak bisa dipastikan, maka tim Olimpiade Prancis tidak akan berangkat," kata Fassel, Jumat (22/9).
Tapi Fassel pun belum memastikan apakah tim Olimpiade Prancis benar-benar batal ke Pyongchang. Olimpiade Musim Dingin 2018 akan menjadi Olimpiade pertama yang digelar di negara Asia selain Jepang. Multicabang ini akan digelar pada 9 sampai 25 Febuari 2018.
Tidak hanya Prancis yang khawatir dengan keamanan tim Olimpiade mereka. Amerika Serikat lewat Komite Olimpiade mereka US Olympic Committee (USOC) sudah menyatakan akan berkerja sama dengan semua otoritas yang relevan untuk menjamin keselamatan atlet Amerika di Korea Selatan.
"Setiap kota yang menjadi tuan rumah memiliki tantangan yang unik dari sudut pandang keamanan dan seperti sebelumnya dalam kasus ini, kami akan bekerja sama dengan pihak penyelenggara, Kementerian Amerika Serikat dan semua pihak keamanan yang terlibat untuk memastikan atlet dan seluruh delegasi kami dalam keadaan aman," kata juru bicara (USOC) Patrick Sandusky.
Kanada pun turut memberi pernyataan terkait keamanan atlet mereka. Komite Olimpiade Kanada (COC) menyatakan keamanan selalu menjadi prioritas utama mereka. "Keamanan seluruh Tim Olimpiade Kanada selalu menjadi prioritas utama kami, tidak peduli di mana Olimpiade digelar," kata pernyataan COC.