Sabtu 07 Oct 2017 20:56 WIB

Satlak Prima Dibubarkan, Induk Olahraga Harus Lebih Aktif

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
 Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kiri, dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Ketua Inasgoc Erick Thohir mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kiri, dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Ketua Inasgoc Erick Thohir mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Skema anyar persiapan para atlet dan kebutuhannya untuk gelaran Asian Games 2018 tak lagi mengandalkan peran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengambil keputusan akan membubarkan Satlak Prima. 

Sekertaris  Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan dalam skema baru tersebut, Kemenpora mengandalkan peran aktif pengurus induk cabang olahraga (cabor) unggulan proyeksi Asian Games. Termasuk memberikan tanggung jawab baru kepada para pengurus cabor tersebut, sebagai pengguna anggaran prestasi yang selama ini ada di tangan Satlak Prima.

Skema pelimpahan kepada para cabor tersebut, Gatot melanjutkan, akan tertuang dalam Perpres baru pembubaran Satlak Prima. “November mungkin sudah harus dieksekusi (direalisasikan),” ujar dia kepada Republika, Sabtu (7/10).

Dalam Perpres tersebut, Gatot menerangkan, juga akan mengikat para cabor ke dalam pihak yang bertanggung jawab dalam banyak soal. Mulai dari konsekuensi hukum sebagai penerima anggaran prestasi, sampai pertanggungjawaban  dan risiko penggunaannya. 

Induk olahraga juga akan dituntut soal beban penyusunan rencana strategi peningkatan prestasi dan latihan nasional. Termasuk soal target dan risiko kegagalan jika tak sesuai harapan. “Semuanya akan dilakukan kontraktual antara pemerintah dan cabor-cabor,” kata dia. 

Kemenpora mengambil opsi pembubaran Satlak Prima dengan alasan kegagalan SEA Games 2017, di mana Indonesia hanya finis urutan ke-5, dan pemotongan birokrasi. 

Satlak Prima merupakan muara pelatihan atlet nasional, yang disiapkan untuk membawa prestasi Indonesia lebih baik.  Nmaun, sistem birokrasi dan keuangan pemerintah malah tak mendukung keberadaan Satlak Prima sebagai badan peningkatan prestasi olahraga nasional. 

Asian Games mendatang akan digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September 2018. Pemerintah menargetkan posisi 10 besar, dengan raihan medali emas sebanyak 18 sampai 22.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement