Senin 23 Oct 2017 17:34 WIB

"Cina dan Negara Pecahan Rusia Pesaing Berat Kano Indonesia"

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Atlet dayung putra Indonesia Marjuki mengangkat tangan usai finis pertama pada final kano nomor C1 1000 meter putra SEA Games ke-28 di Teluk Marina, Singapura, Sabtu (6/6). (Antara Foto/Wahyu Putro)
Foto: Antara Foto/Wahyu Putro
Atlet dayung putra Indonesia Marjuki mengangkat tangan usai finis pertama pada final kano nomor C1 1000 meter putra SEA Games ke-28 di Teluk Marina, Singapura, Sabtu (6/6). (Antara Foto/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cabang olah raga (cabor) dayung nomor canoeing dibebankan target satu medali emas di Asian Games 2018. Saat ini canoeing dipersiapkan di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

"Saat ini mereka masih di Jatiluhur, hingga akhir tahun ini. Barulah tahun depan mereka akan kita kirim ke Eropa untuk mengasah kemampuan," ujar Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budiman saat dihubungi Republika.co.id, Senin (23/10).

Cina dan negara-negara pecahan Rusia, menurut Budiman, adalah pesaing terberat bagi atlet canoeing Indonesia untuk memenuhi target medali emas pada Asian Games 2018 nanti.

Untuk perahu tradisional, menurut Budiman, pelatnas juga dilakukan di waduk Jatiluhur Purwakarta. "Mereka semua masih pelatnas di Jatiluhur, rencana juga akan dikirim ke luar negeri. Namun yang mendesak adalah peralatan latihan untuk mereka saat ini" ujarnya.

Perahu tradisional atau yang dikenal juga dengan perahu naga adalah cabang prioritas Indonesia dan sudah sering mencetak prestasi tinggi di Asia bahkan dunia. Cina, Myanmar, dan Thailand menjadi lawan terberat di nomor perahu tradisional pada Asian Games 2018.

Budiman berharap, dengan pembubaran Satlak Prima oleh pemerintah dengan tujuan memangkas jalur birokrasi, baik untuk penyaluran dana maupun peralatan latihan, tidak ada lagi keterlambatan seperti yang terjadi pada SEA Games 2017 lalu. " Jadi persiapan tidak akan terganggu."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement