REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Laura Aurelia Dinda, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, berhasil menyumbangkan emas dari cabang olahraga renang dalam ASEAN Para Games 2017 alu. Ia sukses menyabet emas dengan catatan waktu tercepat yaitu 1 menit, 30.27 detik, di nomor 100 meter gaya bebas kelas S6.
Capaian ini sekaligus menjadikannya sebagai mahasiswi angkatan 2017 itu sebagai atlet pertama yang mendapat medali emas dalam pesta olahraga atlet difabel se-Asia Tenggara pada September 2017 lalu. Selain itu, Laura berhasil memecahkan rekor ASEAN Para Games pada nomor yang sama. Sebelumnya, catatan waktu tercepat dipegang perenang dari Thailand yaitu Thongbai Chaiswas dalam waktu 1 menit 30.77 detik pada 2011 silam.
Laura menuturkan, rasa takut dan cemas sempat menghinggapinya saat perlombaan baru saja akan dimulai.
"Sebelum meluncur ke arena saya merasa takut sekali, bahkan tidak ingin berenang," kata Laura, Senin (23/10).
Namun, akhirnya perasaan itu hilang saat melompat ke papan start.
Kecintaan gadis kelahiran Pekanbaru 22 September 1999 ini terhadap renang mulai muncul sejak kelas tiga sekolah dasar, yang diawalinya bergabung dengan klub renang sebagai bagian terapi penyakis asma yang diderita.
Sejak itu, terapi asma yang rutin dilakukannya berubah menjadi hobi. Kecintaan Laura terhadap dunia renang sangat terlihat dari wajah Laura, apalagi dari semangatnya menekuni dunia renang yang seakan terus menyala dalam diri Laura.
"Saat Popda dua tahun lalu, saya jatuh dan tulangnya patah jadi seperti ini, tapi saya terus berenang sampai sekarang tanpa kaki," ujar Laura.
Keterbatasan fisik tidak menghalangi Laura untuk terus berenang dan berprestasi. Setiap harinya, ia berlatih renang setidaknya selama dua jam dengan hanya mengandalkan tangan. Namun sederet prestasi diraihnya dalam Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV.
Dalam ajang itu, ia sukses membawa pulang medali emas di nomor 50 meter gaya punggung S9 puteri, dan medali emas 400 meter gaya bebas S9 puteri. Laura merupakan salah satu dari puluhan penyandang disabilitas yang tengah berkuliah di UGM dan memberikan inspirasi.
"Sukses itu bisa diraih meskipun dalam keterbatasan," kata Laura.