REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Panitia Penyelenggara Asian Paragames (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari meminta keleluasaan untuk menggunakan anggaran yang rencananya akan dikeluarkan pada pekan depan. Sebab, ia mengaku INAPGOC punya waktu mepet untuk memanfaatkan anggaran sebesar Rp 86 miliar dari Kementerian Pemuda dan Oahraga (Kemenpora) yang berasal dari realokasi anggaran Olympic Center.
"Tapi, kami hanya punya waktu beberapa pekan untuk menyerap anggaran Rp86 miliar itu sebelum pergantian tahun 2018. Untuk itu, kami telah meminta agar mendapatkan diskresi terkait penggunaan anggaran Rp86 miliar," kata Okto saat media gathering INAPGOC di Jakarta, Rabu (1/11).
Karena, kata Okto, tidak mungkin INAPGOC memaksimalkan penggunaan anggaran itu. Sebab, banyak kegiatan yang harus dilakukan dengan persiapan lama, namun belum bisa dieksekusi karena INAPGOC belum mendapatkan dana.
Okto mencontohkan masih ada Coordination Committee Meeting (Corcom) yang seharusnya digelar Oktober. Lalu, INAPGOC juga masih harus menggelar technical meeting. Selain itu juga rapat Chef de Mission. Semua itu acara yang melibatkan delegasi negara-negara yang berpartisipasi dalam Asian Paragames.
"Dan juga melibatkan APC atau Asia Paralympic Commite untuk berkoordinasi dengan kami di Indonesia, di Jakarta. Kalau kami ini sudah mundur-mundur, nanti pelaksanaannya tidak maksimal, kurang baik hasilnya," katanya.
Karena itu Okto berharap semua pihak mendukung INAPGOC menggelar pesta olahraga atlet difabel Asia. Sebab, kata dia, kewajiban ini tidak hanya berada di pundak panitia penyelenggara dalam hal ini INAPGOC, tapi semua orang Indonesia.
"Bangsa Indonesia harusnya bahagia bisa menjadi tuan rumah Asian Paragames 2018, momen ini mestinya bisa kita maksimalkan juga, kegiatan ini bisa jadi etalese dari aktivitas kita untuk menyuarakan kepada dunia, di Indonesia ada potensi-potensi pariwisata, di Indonesia ada peluang usaha, ada fasilitas kemudahan bagi teman-teman difabel," tambahnya.