REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Etape kelima ajang balap sepeda Tour de Singkarak dengan rute Kota Solok menuju Padang Aro di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat membuktikan bahwa persaingan balapan memang penuh dinamika. Selain kemenangan atas jalur menantang berbukit sepanjang 153,2 km yang direbut pembalap Venezuela, Yonnatta Alejandro Monsalve, pemegang yellow jersey juga berpindang tangan.
Etape kelima memang disebut sebagai jalur balapan paling menantang dalam gelaran Tour de Singkarak. Pada etape ini, pesepeda dari 28 negara dihadapkan dengan tiga jalur balapan menanjak dan dua balapan adu cepat atau sprint.
Direktur Balap Tour de Singkarak Jamaludin Mahmud menilai, tanjakan ekstrem tentu bakal menguji stamina para pembalap. Tak tanggung-tanggung, etape kelima ini memiliki tiga tanjakan yang akan ditempuh pembalap, di ketinggian antara 900 hingga 1500 m dpl (meter dari permukaan laut). Dalam istilah balap sepeda, tanjakan tersebut merupakan kategori high classification (HC).
Meski penuh tantangan, Monsalve membuktikan staminanya cukup tangguh untuk mengantarnya di puncak podium juara. Ia berhasil mencatatkan raihan waktu 3 jam 57 menit 10 detik pada etape kelima ini.
Kemenangan yang diraih oleh Monsalve menjadi kejutan tersendiri dalam ajang Tour de Singkarak yang start sejak 18 November 2017 lalu. Empat etape awal, nama Monsalve belum mentereng. Pembalap garis depan didominasi oleh Robert Muller dari Jerman yang menang di dua etape, serta Daniel Whitehouse dari Inggris dan Jamal Hibatulloh dari Indonesia. Kemenangan Monsalve membawa peringkat klasemennya naik dari posisi kesembilan menuju posisi ketiga dengan total waktu 17:24:55.
Monsalve mengaku, timnya sudah berupaya keras merebut posisi juara sejak etape keempat kemarin. Namun upayanya tertahan oleh pembalap Indonesia yang berhasil bertahap di posisi pertama hingga finis.
"Dan baru hari ini saya bisa memenuhi target," kata Monsalve, Rabu (22/11).
Meski menang di etape kelima, Monsalve tak mau lengah. Ia menjadikan poin kemenangan kali ini sebagai bekal untuk memperkuat posisi klasemennya hingga etape kesembilan mendatang. Seluruh pembalap juga masih harus menyisakan energi dan menjaga stamina untuk melalui titik tanjakan king of mountain (KOM) di etape kedelapan nanti, yakni di Puncak Agam.
Kemenangan Monsalve dan kenaikan peringkatnya di klasemen juga memperkental persaingan yang ada. Ditambah lagi, pembalap dari Tim Tabriz Shahradary Iran, Ghader Mizbani, terpaksa tak melanjutkan pertandingan lantaran cedera yang ia alami setelah terjatuh di etape kedua lalu yang finis di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Padahal, Ghader konsisten di klasemen teratas dengan memegang yellow jersey.
Keluarnya Ghader dari kompetisi menguntungkan Daniel Whitehouse yang sukses finis di urutan ketiga di etape kelima ini. Daniel Whitehouse pun mengambil alih yellow jersey. Hingga etape kelima, Whitehouse membukukan total catatan waktu 17:17:07. Sedangkan Yonnatta Alejandro Monsalve yang menjuarai etape kelima berada di posisi tiga dengan catatan waktu 17:24:55 atau selisih tujuh menit 48 detik.
"Balapan hari ini cukup berat. Tapi saya bisa mengambil-alih yellow jersey. Untuk itu saya akan terus berusaha mempertahankan posisi ini," ujar Whitehouse.
Etape kelima Tour de Singkarak, meski diisi dengan rute yang menantang namun menyajikan pemandangan alam yang memukau. Sekitar 49 km dari start di Solok, pembalap sudah disuguhi hamparan kebun teh. Setelah itu, semua pembalap dan official dari 29 negara bakal bertemu dengan Danau Bawah yang menjadi salah satu ikon pariwisata di Sumatra Barat.
Masuk Kabupaten Solok, para pembalap melewati kawasan wisata budaya unik yakni Saribu Rumah Gadang yang berada di Jorong Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu.