Ahad 14 Nov 2010 05:40 WIB

Sulitnya Transportasi dan Ketatnya Pengamanan

Rep: ratna puspita/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,"Cek jadwal keberangkatan bus dan harus tiba di pool sebelum bus berangkat." Demikian kira-kira pesan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Alfian Malarangeng, kepada atlet yang tengah berlaga di Asian Games, Guangzhou, Cina, seperti dikutip Agus Baharuddin, humas kontingen Indonesia.

Agus menuturkan, pesan tersebut dilontarkan Andi mengingat sulitnya kendaraan di kawasan Kota Asian Games yang berjarak tempuh satu jam dari venue pertandingan yang terletak di pusat kota Guangzhou. "Karena kendaraan umum dilarang beroperasi. Hanya bus khusus yang melayani, jadi kalau tertinggal harus menunggu sekitar 20 menit," kata dia.

Guangzhou memang bertekad menjadikan pesta olahraga terbesar di Asia tersebut ramah terhadap lingkungan. Karena itu, kendaraan yang menghasilkan polusi dilarang beroperasi di kawasan Kota Asian Games seluas 2,7 kilometer tersebut.

Di kawasan Kota Asian Games yang memiliki tiga blok, perkampungan atlet, media, dan petugas teknis, penyelenggara hanya menyediakan bus listrik yang ramah lingkungan. "Dengan jumlahnya terbatas, sedangkan kalau harus jalan, jaraknya cukup jauh," kata Agus.

Meski demikian, Agus mengakui, aturan yang diberlakukan tersebut memang dirasakan manfaatnya bagi atlet, ofisial, dan media yang berada di kawasan Kota Asian Games. "Kebersihannya selalu terjaga," kata dia.

Guangzhou tidak hanya menerapkan konsep 'hijau' di kawasan Kota Asian Games. Kota yang berada di delta Sungai Mutiara tersebut juga sudah memulai mengurangi polusi di pusat kota sejak beberapa bulan yang lalu.

Pasalnya, November merupakan waktu yang sulit bagi pemerintah setempat untuk mengendalikan kualitas udara karena cuaca di Guangzhou ketika itu menyulitkan zat-zat polutan untuk menyebar di atmosfer.

"Di Guangzhou, kualitas udara pada bulan November adalah yang terburuk. Penyelenggara dan pekerja lingkungan di kota bekerja keras untuk memastikan udara tetap dalam kualitas baik ketika Asian Games digelar," kata Zhang Shengjian dari pihak penyelenggara.

Sebanyak 2,1 juta kendaraan lalu lalang di jalan-jalan Guangzhou setiap harinya. Untuk membuat venue-venue olahraga bersih terhadap polusi, pemerintah setempat pun melaksanakan pembatasan kendaraan.

Pembatasan dimulai dengan memberlakukan sistem genap-ganjil bagi kendaraan pribadi selama Asian Games. Bila mobil pribadi dengan plat nomor ganjil dilarang melintas di jalan-jalan kota pada hari ini, maka kendaraan bernomor genap harus tinggal di garasi pada hari berikutnya.

Denda sebesar 200 yuan atau sekitar Rp 270 ribu akan dikenakan pada para pelanggar. Dengan memberlakukan pembatasan, Pemerintah Guangzhou berharap dapat mengurangi 871 ribu atau 64,5 persen kendaraan dari jalan-jalan kota. Agar program pembatasan tersebut berjalan lancar, otoritas Guangzhou pun menyediakan 100 bus tambahan untuk melayani kebutuhan mobilisasi warganya.

Tidak hanya soal lingkungan, Guangzhou juga sangat ketat soal keamanan selama Asian Games berlangsung. "Penjagaannya sangat ketat. Tidak semua orang bisa masuk ke perkampungan atlet. Laptop, makanan dan minuman yang akan dibawa masuk semua diperiksa. Minuman atau makanan akan dicicipi dulu sebelum dibawa masuk," kata Agus.

Untuk membuat even ini tidak mengalami gangguan keamanan, penyelenggara setidaknya telah menggolontorkan dana 27 juta dolar AS. Tidak hanya mengandalkan polisi, Guangzhou juga memperkerjakan jasa keamanan yang akan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang akan memasuki venue dan kawasan Kota Asian Games.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement