REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Tak ada perayaan yang meriah di kamar ganti Miami Heat di Air Canada Center, markas Toronto Raptors, Senin (18/3). Meski baru saja menumbangkan tuan rumah Raptors, 108-91, sekaligus menyamai rekor 22 kemenangan beruntun Houston Rockets, Heat tak bisa bersenang-senang.
Anak asuh Erik Spoelstra justru menghadapi ancaman genting. Rentetan kemenangan terpanjang kedua dalam sejarah NBA mereka rawan kandas sehari berselang.
Kurang dari 24 jam setelah laga di Toronto, Heat akan menyambangi TD Bank Garden, markas Celtics. Kemenangan beruntun Heat berada di ujung tanduk di hadapan tim pengoleksi 17 gelar NBA ini.
"Ada sejarah yang harus kami taklukkan. Melawan Celtics akan jadi laga yang spesial," kata pelatih Heat, Erik Spoelstra.
Celtics yang sekarang memang tak seperkasa lima tahun lalu. Tim polesan Doc Rivers masih berjuang memastikan tiket playoff di posisi tujuh Wilayah Timur. Di atas kertas, Heat lebih favorit di puncak Wilayah Timur.
Meski begitu, Spoelstra tetap mencium aroma ancaman yang kuat di Boston. "Celtics selalu punya motivasi lebih ketika melawan kami. Saya tidak tahu apakah rentetan kemenangan kami akan jadi faktor penambah motivasi mereka besok," imbuhnya.
Kekhawatiran Spoelstra tersebut bukan tanpa alasan. Terakhir kali bertemu Celtics, Heat tumbang 100-98 dalam dua kali babak overtime. Sepanjang musim ini, Heat baru sekali mengalahkan Celtics di laga pembuka musim. Saat itu, LeBron James dan kawan-kawan menang 120-107. "
"Kami harus segera istirahat dengan cukup. Besok akan ada pertarungan sengit di Boston," kata shooting guar Heat, Dwyane Wade.