REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Raihan dua kemenangan NBA dengan skor dua dijit beruntun kelihatannya tidak cukup bagi Detroit Pistons yang memecat pelatih Maurice Cheeks pada Minggu.
Cheeks hanya menduduki posisinya itu selama 50 pertandingan, memimpin mereka mencatatkan rekor 21-29 pada musim ini. Meski memiliki rekor kekalahan seperti itu, Pistons memasuki pertandingan Minggu dengan hanya tertinggal 1,5 pertandingan dari tim peringkat kedelapan Charlotte untuk posisi playoff terakhir di Wilayah Timur.
"Rekor-rekor kami tidak merefleksikan bakat kami dan kami memerlukan perubahan," kata pemilik Pistons Tom Gores.
"Kami tidak melakukan perbaikan yang semestinya kami dapatkan pada paruh pertama musim. Ini adalah tim muda dan kami tahu bahwa akan terdapat rasa sakit yang bertumbun,'' katanya. ''Namun, kami hanya bisa sabar selama ada kemajuan."
Pistons memiliki catatan 6-10 setelah bulan pertama musim ini, kemudian membuka Desember dengan empat
kemenangan beruntun.
Laju itu kemudian diikuti dengan enam kekalahan beruntun setelah Natal. Dengan Pistons yang berusaha mengakhiri absen di playoff selama empat tahun, kemenangan-kemenangan kandang besar atas Brooklyn dan Denver pada Jumat dan Sabtu masih belum cukup untuk menyelamatkan pekerjaan Cheeks.
"Pemecatan ini adalah keputusan yang sulit untuk diambil organisasi, namun kami perlu melakukan perubahan," kata presiden operasi bola basket Pistons, Joe Dumars. "Kami memiliki rasa hormat yang besar terhadap Maurice dan menghargai kerja kerasnya."
Pengganti Cheeks belum ditunjuk. Cheeks sempat melatih Portland (2001 sampai 2005) dan Philadelphia (2205 sampai 2009).
Ia tiga kali memimpin tim-timnya memasuki playoff, namun tidak satu pun yang berhasil memenangi seri pasca musim.