REPUBLIKA.CO.ID, SAN ANTONIO -- San Antonio Spurs berhasil meraih gelar juara NBA kali pertamanya sejak 2007 setelah mememenangkan gim kelima 104-87 atau tiga gim berturut-turut,
Spurs menutup seri final NBA dengan kedudukan 4-1 atas Miami Heat yang dilangsungkan di AT & T Center, San Antonio, Senin (16/6) pagi WIB. Kemenangan ini terasa spesial mengingat lawan yang dikalahkannya adalah Miami Heat.
Pembalasan dendam akhirnya menghapus luka Spurs setelah final NBA tahun lalu yang juga mempertemukan kedua tim yang saat itu harus diselesaikan dengan tujuh gim. Ketika itu Heat menang dengan kedudukan 4-3 dengan selisih tujuh poin, 95-88, kaliini Spurs berhasil memenangi gim terakhir dengan selisih 17 poin.
Bagi Spurs ini adalah gelar juara NBA kelimanya setelah 1999, 2003, 2005 dan 2007. Small Forward Kawhi Leonard menjadi MVP dengan 22 poin dan 10 rebound, sedangkan LeBron James menciptakan 31 poin dan 10 rebound untuk Heat.
Heat sebenarnya memimpin pada kuarter pertama dengan 29-22. James mencetak 12 poin pada tujuh menit pertama pertandingan dan Heat melesat unggul 22-6. Namun performa Heat terus menurun setelahnya.
Memasuki kuarter kedua Spurs mengerem laju poin Heat. Berkat aksi Manu Ginobili dan Kawhi Leonard bermain cantik akhirnya membawa Spurs berbalik unggul atas Miami Heat 47-40 di pengujung first half.
Pada kuarter ketiga langkah Spurs semakin tidak tertahan dengan menutup kuarter ini dengan selisih 12 poin dan menjauh dari Heat dengan skor 77-58, yang diantaranya berkat rangkaian lemparan tiga angka pemain Australia, Patty Mills.
Memasuki kuarter keempat, Heat berusaha bangkit melalui aksi LeBron James dan Beasley. Meski mampu unggul perolehan poin 29-27 pada kuarter ini Heat tetap tak mampu membendung pesta kemenangan Spurs.
Bahkan beberapa detik sebelum laga berakhir pelatih Spurs Gregg Popovich dan pelatih Miami Heat Erik Spoelstra serta para pemain kedua tim sudah bersalaman. Kemenangan ini disambut gembira para punggawa Spurs.
Shooting Guard Spurs, Manu Ginobili bahkan mengaku timnya bermain di level yang sangat tinggi. "Sulit dipercaya, bukan?" ujar Ginobili seperti dilansir laman resmi NBA.