REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Performa hancur lebur Indonesia Warriors di dua laga perdana kompetisi ASEAN Basketball League (ABL) berkaitan erat dengan kualitas dua pemain asing yang mereka gunakan. Tremayne Johnson dan Christopher Barnes belum bisa menunjukkan sinar mereka untuk membawa Warriors bersaing dengan tim lain di Asia Tenggara.
Terakhir, Warriors terpaksa bertekuk lutut di hadapan Hi-Tech Bangkok City dengan skor telak 50-88 di Thai Japanese Stadium, Bangkok, Rabu (24/7) malam. Dua pemain asing yang ada di skuat Warriors tak banyak berkontribusi ketika melawan Hi-Tech.
Meski menjadi mesin poin utama Warriors dengan torehan 15 angka, Johnson kerap melakukan kecerobohan dengan membuat enam turnover. Jumlah yang sama pun dilakukan Barnes untuk memperparah total 28 kali kecerobohan lini pertahanan Warriors.
Pelatih Warriors Cokorda Raka Satrya Wibawa bahkan menganggap performa pemain lokal yang ia miliki lebih baik dari dua legiun asing asal Amerika itu. "Mereka (Johnson dan Barnes) mengecewakan. Harusnya pemain asing lebih bagus," kata pelatih yang kerap disapa Wiwin kepada Republika Online, Kamis (24/7).
Wiwin pun mengkritik Barnes yang tidak berada dalam kondisi fisik terbaik karena mengalami masalah overweight. Kalah strategi, kalah fisik, kalah segalanya. Warriors benar-benar tak berdaya menghadapi Hi-Tech yang dimotori oleh Chris Charles.
Wiwin menilai lini pertahanan timnya benar-benar tak berdaya menghadapi raksasa Hi-Tech itu. Charles pun begitu digdaya dan menyumbang 25 poin untuk membenamkan asa Warriors. Kecerobohan yang terlihat dari jumlah turnover dan lemahnya pertahanan menegaskan perlunya Warriors sosok pemain asing berkualitas untuk membangun tembok pertahanan.
Penyerangan Warriors pun kerap ceroboh dengan melepaskan tembakan yang tak mengarah tepat ke tujuan. Absennya Arki Dikania Wisnu akibat demam, membuat penyerangan Warriors tumpul. Meski belum pernah meraih kemenangan di dua pertandingan pertama, Wiwin mulai melihat kebangkitan dari pemain-pemain muda lokal Warriors.
"Pemain lokal mulai oke. Mereka mulai bisa beradaptasi dengan atmosfir regional," kata Wiwin.