REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua politisi dari Amerika Serikat, Selasa (19/8) waktu setempat, melayangkan surat kepada Presiden Federasi Basket International (FIBA).
Dalam surat yang dikirim oleh anggota Kongres Amerika, Joe Crowley, bersama asisten Ami Bera berisikan desakan kepada FIBA untuk mempertimbangkan kembali kebijakan mereka.
Kebijakan terkait dua pemain penganut ajaran Sikh, Amritpal Singh dan Amjyot Singh, yang diminta untuk melepas sorban yang menjadi ciri keimanan mereka dalam sebuah pertandingan basket internasional 'Asia Cup' di china.
Dua politisi ini mengangap bahwa kebijakan tersebut memperlihatkan ciri diskriminatif kepada suatu golongan. Karena, sorban yang mereka gunakan adalah ciri keimanan atas agama yang mereka anut.
"Basket adalah salah satu olahraga yang digandrungi masyarakat. Dimana siapapun yang memiliki kemampuan dari latar belakang manapun bisa bergabung di sini terlepas dari sisi sejarah, budaya, bahasa dan agama,'' tulis Crowley dan Bera dalam suratnya yang dikutip dari Al Jazeera, Rabu (20/8).
''Tapi, kami jadi prihatin setelah mendengar laporan terbaru yang menunjukan jika 'Sikh' tidak bisa berpartisipasi dalam permainan FIBA sambil mengenakan sorban yang merupakan ciri keimanan mereka," tulisnya.
Aturan resmi FIBA pasal 4.4.2 memang menyatakan bahwa pemain tidak diperbolehkan memakai alat/benda yang dapat menyebabkan cedera pada pemain lain.
Tapi, dalam situasi ini, sorban yang digunakan Amritpal dan Amjyot dirasa tidak melanggar perturan. Sorban yang digunakan mereka dianggap bukan alat yang akan membuat cedera para pemain lain.
"Tidak ada indikasi sorban itu akan berbahaya ketika permainan basket dilakukan," tulis surat tersebut. Crowley dan Bera pun mengatakan bahwa mereka memiliki dukungan dari dua lusin anggota lain dari Kongres.