REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pelita Jaya (PJ) Energi Mega Persada kehilangan sosok Dimas Aryo Dewanto. Tanpa Dimas, serangan cepat PJ macet. Ini terlihat saat Pelita takluk 49-58 dari Satria Muda Britama dalam kompetisi basket Speedy NBL Indonesia Seri I Jakarta, di Hal Basket Senayan, Ahad (7/12).
Pelatih PJ AF Rinaldo mengakui absennya Dimas mengurangi opsi penyerangan timnya. "Dimas membantu untuk transisi dari defense ke offense. Tanpa dia transisi kami kurang mulus," ujar Inal, panggilan Rinaldo.
Ia mengatakan sebenarnya strategi beradu bigman saat melawan Satria Muda cukup berjalan. Sayangnya, eksekusi akhir terlalu terburu-buru. Bukan itu saja, SM kemudian berhasil memutus aliran bola ke Ponsianus Nyoman dan Adhi Pratama yang menanti di bawah ring. Saat mencoba memaksimalkan transisi, pemain PJ kalah sigap.
Inal belum bisa memastikan apakah akan memainkan Dimas di Seri II Bandung yang akan bergulir pada Rabu (10/12) ini. "Kita lihat dulu kondisi dia," tegasnya.
Dimas punya kelebihan dalam kecepatan. Dia punya vertical jump tinggi dan juga memiliki akurasi tembakan bagus meski kadang angin-anginan.
Dimas mendampingi rekan-rekannya meski tidak bermain mengaku sudah pulih setelah sempat didiagnosis mengalami gejala tifus. "Sebenarnya sekarang pun siap. Kalau bisa di Bandung harus main lah," ujar mantan pemain Bima Sakti ini.
Akan tetapi pemain berusia 28 tahun ini menyerahkan semuanya kepada pelatih.
PJ memetik dua kemenangan dan sekali kalah di Seri I. Pada Seri II nanti, PJ akan melakoni yakni menghadapi NSH GMC GSBC (10/12), Bima Sakti (11/12), Satya Wacana ACA LBC (13/12), dan Garuda Kukar Bandung (13/12). PJ diprediksi bisa melakukan sapu bersih pada Seri II ini meskipun Dimas belum bisa bermain.