REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Persaingan panas mewarnai papan tengah klasemen sementara IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2014-2015. Dua tim yakni Hangtuah Sumatera Selatan Indonesia Muda dan JNE BSC Bandung Utama bersaing guna memperebutkan zona nyaman menuju play-off, pada hari pertama Seri IX Bandung, Rabu (25/3). Akhirnya, laga sengit ini dimenangkan oleh Hangtuah dengan skor 72-52.
Meski memetik kemenangan, namun Hangtuah tetap kalah head-to-head (1-2) atas Bandung Utama. Sebelumnya, Hangtuah tumbang 77-79 di Seri II Bandung, dan kalah 60-62 di Seri V Batam.
Selain itu, kalah head-to-head juga membuat Airlangga Sabara dkk harus rela berada dibawah Bandung Utama pada klasemen sementara yakni di posisi keenam. Meski dengan koleksi poin yang sama (41 poin).
Persaingan sengit langsung tersaji di kuarter pertama. Kedua tim saling susul perolehan poin. Di penghujung kuarter, three point play Fitra Afriana Akbar mengikis defisit poin menjadi lima poin (15-20). Saat buzzer berbunyi, keunggulan menjadi milik Hangtuah dengan skor 20-15.
Memasuki kuarter kedua, Bandung Utama masih tertinggal. Di sisa enam detik, 2-point jump shot Suhandy membuat Hangtuah memimpin delapan poin (38-30). Skor ini menutup kuarter kedua untuk keunggulan Hangtuah. Toni Sugiharto menyumbangkan lima poin untuk Hangtuah.
Bandung Utama yang berusaha mengejar malah semakin terbenam. Meski berhasil mendekat 42-47 lewat 2-point jump shot Azhari Rahmat, namun akhirnya mereka kembali tertinggal. Hangtuah unggul 15 poin (59-44) melalui 2-point jump shot Toni Sugiharto. Kuarter ketiga tetap menjadi milik Hangtuah.
Di kuarter pamungkas, Hangtuah mampu mempertahankan keunggulannya. Kemenangan Hangtuah semakin lengkap lewat aksi slam dunk Ahmad Junaedi saat buzzer berbunyi. Hangtuah akhirnya unggul dengan margin 20 poin (72-52).
Shooting guard Mei Joni tampil sebagai pencetak poin terbanyak untuk Hangtuah setelah mengemas 20 poin. Diikuti Airlangga Sabara yang berhasil menyumbangkan 12 poin, serta Ahmad Junaedi (10 poin).
“Bandung Utama yang biasanya main rapi, berhasil kita antisipasi. Namun, leading jauh membuat pemain terlalu nyaman di akhir game,” ujar pelatih Hangtuah Tondi Raja Syailendra.