REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tak ada rahasia besar di balik kemenangan Pelita Jaya Energi Mega Persada atas CLS Knights dengan skor 81-70 pada laga semifinal IndiHome NBL Indonesia, Jumat (8/5). Para pemain Pelita Jaya bahkan tak berlatih pada pagi harinya sebelum bertanding.
Pelatih Pelita Jaya Antonius Ferry Rinaldo mengugkapkan ia hanya mengajak para pemainnya menonton video rekaman saat mereka dibungkam CLS pada laga Kamis (7/5). Dari situ, semua pemain diajak menganalisa permainan mereka dan mengevaluasi kesalahan.
"Jam 10 saya wajibkan pemain untuk melihat video rekaman. Ada briefing dimana letak kesalahan sehingga CLS bisa melaju sampai 15 poin. Di sisi mana kita bisa menyerang CLS, itu yang saya tekankan kepada pemain. Ini dijalankan dengan baik oleh anak-anak," kata dia.
Inal, panggilannya, meminta para pemainnya memutar bola lebih cepat dan diakhiri dengan penetrasi. Dengan begitu, formasi defense CLS pecah antara menutup bawah ring dengan menjaga para penembak. Pelita Jaya tinggal melihat opsi terbaik, melanjutkan eksekusi lewat bigman atau melepaskan tembakan jarak jauh.
Strategi ini, kata mantan pemain Aspac itu berjalan dengan baik karena para pemainnya mau menunjukkan kualitas mereka. Para penembak Pelita Jaya beberapa kali mematikan momentum CLS menipiskan selisih angka lewat shooting jarak jauh.
"Saya cuma balikin ego dan motivasi pemain saja. Saya minta mereka menunjukkan bahwa mereka benar-benar shooter terbaik di Indonesia. Begitu pula bigman. Adhi (Pratama) yang baru meraih gelar MVP main jelek dalam defense lawan CLS. Saya minta dia tunjukkan kualitasnya dan dia membuktikannya dengan baik," kata Inal senang.
Pelita Jaya akan berhadapan dengan Satria Muda Britama di grand final pada Ahad (10/5). Ia menegaskan akan mengubah strategi permainan menghadapi lawan yang disebutnya bagus dalam rebound.
"Kami harus membatasi rebound mereka kalau ingin menang," tutur Inal.