REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pensiun sebagai pemain tak membuat Rony Gunawan jauh-jauh dari Satria Muda (SM) Pertamina. Mantan center andalan SM Pertamina dan tim nasional basket Indonesia ini menjalani karier barunya di jajaran manajemen klub.
Oleh pemilik klub, Erick Thohir, Rony diangkat sebagai Vice President PT Indonesia Sport Venture, perusahaan yang menaungi tim Satria Muda Pertamina. Sebagai VP, Rony bertugas memberikan review atas kinerja pelatih maupun pemain, serta memberikan masukan kepada mereka. Selain itu, ia juga akan menjadi ambassador dan juru bicara tim untuk media dan sponsor.
Pria 37 tahun ini punya tanggung jawab besar untuk menjaga kultur dan adat yang telah melekat di tim SM Pertamina.
“Mungkin karena saya sudah cukup lama di tim ini, jadi saya dianggap mengerti bagaimana kultur dan adat di tim ini sejak dulu. Dan, itu yang harus saya tularkan kepada generasi yang sekarang ini biar tidak hilang karakter timnya," kata dia.
Dia menjelaskan, SM Pertamina punya standar sendiri untuk bisa berada di level atas sejak dulu. Ia menegaskan, klub tidak mau standar itu jadi turun, namun harus ditingkatkan.
Menurut Rony, ada empat hal penting yang harus ada dalam diri setiap pemain SM Pertamina agar karakter ini bisa dipertahankan, yakni kerja keras, disiplin, respek, dan pendidikan.
"Kalau mereka mau kerja keras, tim juga akan kasih reward yang sepadan untuk mereka. Kerja keras juga harus dibarengi disiplin. Bagaimana mereka melawan ego sendiri dan mau keluar dari zona nyamannya untuk dapet yang lebih,” tuturnya.
Ia mengingatkan, jika pemain tak mau bekerja keras, lebih baik memilih tim lain. Sebab SM Pertamina disebutnya bukan tempat bagi pemain yang ingin bersantai.
Rony juga menekankan pentingnya respek dan pendidikan untuk bekal setelah keluar dari dunia basket nantinya. Menurut pria kelahiran Samarinda ini, respek kepada pelatih, senior, dan orang lain, akan mebuat orang kembali menghargai kita.
"Itu akan mempermudah kita saat sudah keluar dari basket nanti. Sama Seperti pendidikan, apalagi Pak Erick (Thohir) sudah bilang dari awal pendidikan itu di atas basket. Pendidikan harus tetap nomor satu karena itu modal penting untuk mereka setelah pensiun nanti,” tambahnya.
Ia mengaku dirinya sudah berkoordinasi dengan pelatih kepala Youbel Sondakh untuk membimbing para pemain muda. Ia juga merasa beruntung Youbel memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya.
“Saya dan Youbel sudah seirama, saya tahu Youbel seperti apa, Youbel juga paham saya bagaimana. Dia juga tipe pekerja keras, jadi enak saja kalau sudah sepaham. Kami sadar tanggung jawab kami besar dan kami punya misi yang sama. Semoga kami bisa mengemban tugas kami,” kata dia.