REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelatih Pacific Caesar Surabaya, Bisih mengatakan, kekalahan timnya dengan skor telak 95-69 dari Satria Muda (SM) Pertamina pada lanjutan Seri VI Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2017 adalah karena ketidakseimbangan kualitas tim. Padahal, pada laga yang digelar di Britama Arena, Jakarta, Sabtu (4/3) tersebut, Pacific Caesar sempat memimpin pada dua kuarter awal.
“Di kuarter tiga dan empat kami tidak siap dan melakukan cukup banyak turn over. Ini karena tim utama dan tim kedua kami kualitasnya agak 'jomplang'," ujar Bisih usai pertandingan. Dia melanjutkan, perbedaan itu yang menyebabkan dirinya tidak punya pilihan lain selain menurunkan dua pemain asingnya, Kevin Loiselle dan David Seagers dalam waktu yang cukup lama.
Durasi bermain Kevin dalam laga itu adalah 36 menit, sementara David 33 menit. Bagi Kevin, bermain selama itu cukup menguras stamina. "Saya sangat lelah dan tidak banyak istirahat. Itu salah satu penyebab babak kedua kami langsung drop," kata Kevin.
Kesempatan memenangkan pertandingan memang sangat besar bagi Pacific ketika pada kuarter pertama dan kedua mereka unggul masing-masing dengan skor 24-18 dan 50-31. Namun, ketika babak kedua dimulai, keadaan berbalik. Kapten SM, Arki Dikania Wisnu yang hanya membuat lima angka sampai akhir babak pertama, bisa menambah 12 angka pada kuarter ketiga dan membawa timnya unggul tipis 66-62 ketika kuarter itu berakhir.
Memasuki kuarter keempat, Pacific benar-benar seperti kehabisan bahan bakar. Mereka hanya bisa menambah tujuh angka pada saat SM bisa menorehkan 32 angka dan membuat tim Surabaya itu kalah telak 95-69. Hasil ini membuat langkah Pacific Caesar menuju playoff sedikit terganjal.
Mereka saat ini masih berada di posisi lima Divisi Putih dengan lima kemenangan dari sembilan laga. Sementara, Satria Muda masih belum terkalahkan dari sembilan laga IBL 2017 dan sementara menempati posisi kedua di Divisi Merah. "Kami belum mau memikirkan playoff karena IBL masih ada dua seri lagi. Semua masih bisa terjadi," kata pelatih SM Youbel Sondakh.