REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Perjuangan Satria Muda Pertamina Jakarta dan CLS Knights Surabaya semakin sengit untuk menuju babak final Indonesia Basket League (IBL) Pertalite 2017. Satria Muda harus menerima kekalahan dari CLS pada laga pertama semifinal yang berakhir dengan skor 60-80 di GOR Kertajaya, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/4).
Ditemui selepas pertandingan, pelatih CLS Wahyu Widayat Jati mengungkapkan kunci di balik kemenangan timnya. "Kami sudah mempersiapkan sistem dan cara bermain yang bisa meng-counter semua cara bermain Satria Muda. Tapi hari ini Satria Muda saya enggak tahu kenapa. Mereka mungkin surprised juga. Kami biasanya enggak main physical hari ini lebih physical dibanding sebelumnya," katanya.
Wahyu yang akrab disapa Cacing tersebut mengakui timnya telah kembali bermain seperti ciri khas CLS yang lama. Hal itu tampak dari para pemain yang menciptakan running game dan banyak melakukan pergerakan sehingga menciptakan ruang tembak. "Kami cuma baca di mana strength dan di mana weakness kami. Sekarang pemain asing kami selevel dengan lawan," imbuh Cacing.
Pada laga ini, CLS diperkuat kehadiran dua pemain asing yakni Ashton Smith dan Duke Crews. Keduanya belum bergabung ketika CLS dikalahkan Satria Muda di babak reguler. Biasanya, kata Cacing, komposisi pemain lokal 70 persen dan 30 persen pemain asing. Sekarang, komposisinya imbang masing-masing 50 persen. "Hari ini yang kurang konsistensi. Kami berharap di laga kedua Satria Muda do the same way. Tapi kalau mereka melakukan langkah apapun persiapan kami banyak, kami masih simpan jurus kunci," ujar Cacing.