Senin 29 May 2017 13:17 WIB

Pratinjau Final NBA 2017: Cavaliers Vs Warriors

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Andri Saubani
Guard Golden State Warriors, Stephen Curry (kanan) dijaga beberapa pebasket Cleveland Cavaliers pada laga final NBA 2016. Tahun ini, kedua tim kembali bertemu pada partai puncak NBA.
Foto: EPA/Larry W Smith
Guard Golden State Warriors, Stephen Curry (kanan) dijaga beberapa pebasket Cleveland Cavaliers pada laga final NBA 2016. Tahun ini, kedua tim kembali bertemu pada partai puncak NBA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Laga Final NBA 2017 bakal kembali mempertemukan dua tim kuat antara Cleveland Cavaliers dengan Golden State Warriors. Seperti dibicarakan banyak orang duel ini merupakan duel ketiga yang mempertemukan kedua tim secara berturut-turut.

Sebelumnya, Cavaliers meraih kemenangan 135-102 (4-1) atas Boston Celtics, hasil tersebut memastikan langkah mereka ke Final NBA 2017. Cavs akan menghadapi lawan yang sudah mereka hadapi di dua musim terakhir berturut-turut, Golden State Warriors. Ya, ini adalah final ketiga bagi kedua tim, dengan kedudukan juara, imbang 1-1 (Warriors menang pada 2015 dan Caveliers menang pada 2016).

Pertemuan ketiga dengan para pemain yang tidak banyak berubah membuat kedua tim harusnya sudah sama-sama mengerti gaya bermain satu sama lain. Warriors masih setia dengan komposisi para pemain kecil (small line-up) mereka yang sudah diterapkan sejak final jilid pertama dua musim lalu. Sedangkan Cavs bisa dibilang menerapkan gaya yang serupa musim ini, dengan empat pemain berada di luar garis tripoin, dan hanya menyisakan satu pemain di dalam paint area.

Duel memperebutkan bola pantul mungkin tidak banyak terjadi. Tapi akan menjadi sangat krusial nantinya. Masing-masing tim punya peluang menjadi penguasa era ini. LeBron James akan tampil di Final NBA untuk ketujuh kali secara beruntun dan telah menjadi pemain dengan jumlah angka terbanyak di playoff sepanjang masa.

Sementara itu, Golden State berambisi menandai tiga tahun terakhir luar biasa. Yakni titel 2015, rekor musim reguler 73-9, raihan dua MVP Stephen Curry, dan perekrutan pemain spektakuler dalam diri Kevin Durant, dengan kembali merebut trofi Larry O'Brien. “Golden State? mereka telah menjadi tim terbaik di liga kami (NBA) selama tiga tahun terakhir, dan saat ini saya tidak ingin berbicara banyak tentang partai ini, saya tidak ingin stres dengan menjawabnya," kata James dilansir Bleacher Report, Ahad (28/5).

Kedua pelatih, Steve Kerr dan Tyyron Lue akan sama-sama mengadu strategi mereka dalam skema serangan ataupun bertahan. Bahkan dari susunan pemain yang akan mereka turunkan. Semua sangat menentukan. Kerr dan Lue sama-sama menjadi juara saat mereka menjadi kepala pelatih berstatus rookie. Musim ini adalah penentuan, siapa yang akhirnya punya rekor lebih baik dalam sejarah pertemuan mereka.

Sementara itu rumah taruhan di Las Vegas tak menjadikan Cleveland Cavaliers sebagai favorit juara pada Final NBA 2017 menghadapi Golden State Warriors. Padahal, Cavaliers berstatus sebagai juara bertahan dan memiliki LeBron James. "Buat saya status underdog ini sangat lucu karena faktanya kami adalah juara bertahan. Saya sama sekali tak merasa kami sebagai underdog. Kami akan menjadikan status underdog ini sebagai suntikan motivasi," kata forward Cavaliers, Kevin Love, seperti dilansir ESPN, Ahad (28/5).

Jelang Gim 1 di Oakland, Jumat (2/6) WIB, Cavaliers kembali mengingat komentar forward Warriors, Draymond Green, pada Oktober 2016. Seolah masih belum menerima kekalahan pada final setahun sebelumnya dengan membuang keunggulan 3-1, Green mengatakan dia akan menghancurkan Cavaliers jika mendapat kesempatan bertemu lagi di Final.

Love memuji semangat Green, tapi dia menegaskan Cavaliers tak gentar datang ke Oracle Arena. "Dia menginginkan kami dan dia akan mendapatkannya pada gim pertama besok," sambung Love.

Love mengakui kehebatan Warriors yang masuk Final dengan rekor impresif, 12-0. Dia pun sudah menduga Cavaliers bakal kembali bersua dengan Warriors pada Final NBA untuk ketiga kali secara beruntun. "Mereka adalah tim terbaik di liga dalam tiga tahun terakhir. Kami sadar menghadapi tim yang sangat impresif."

Hal senada juga diutarakan pelatih Cleveland, Tyronn Lue yang menyadari timnya akan menghadapi kekuatan hebat yang punya lini serang luar biasa (Warriors). Salah satu pemain Warriors yang paling diwaspadai adalah Forward Durant. "Durant kini sudah berubah. Dia lebih sering bergerak sehingga akan menyulitkan pemain bertahan kami untuk menjaganya," kata Lue.

Di kubu Warriors, Stephen Curry mengatakan, dirinya ingin membalas kekalahan pada final kemarin dan merasa senang bisa kembali bertemu dengan Caveliers, "Mereka adalah kelompok (tim) yang sangat babgus. Saya ingin merasakan apa yang mereka rasakan musim lalu dengan cara bersenang-senang, dan kami ingin melakukan hal itu pada final kali ini," ucap pebasket 29 tahun dilansir Bleacher.

Adapun Warriors akan kehilangan pelatih mereka Steve Kerr yang masih masih melewati tahap pemulihan usai menjalani operasi terkait masalah bocornya cairan spinal yang dideritanya. "Jika dia (Setev Kerr) merasa lebih baik, kami bisa saja mengambil putusan itu. Tapi, saat ini kami tak mau menekan dia. Semua tergantung pada bagaimana perasaannya dan kondisinya. Saya mengatakan ini dengan sedikit emosi karena kondisi memang tak mudah," ujar GM Bob Myers kepada laman resmi NBA.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement