REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi Federasi Internasional Bola Basket (FIBA) yang diwakili oleh Ingo Weiss mengatakan keberanian Filipina, Jepang, dan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2023 dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan basket di Asia. Jika ketiga negara menjadi tuan rumah maka Asia dapat menjadi pusat bola basket di dunia.
Weis mengatakan Asia menjadi pusat bola basket dunia karena jutaan pasang mata bakal menyaksikan turnamen ini. "Untuk itu, mari kita bersama-sama menjadikan Asia sebagai pusat bola basket karena perhatian dunia nanti akan tertuju ke sini (Indonesia-Jepang-Filipina)," kata Weiss kepada wartawan saat ditemui di Gedung Istora Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (4/7).
Weiss mengatakan Indonesia bisa mendapatkan tiga manfaat ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia Bola Basket 2023. Ketiganya, yaitu faktor ekonomi, kunjungan wisatawan mancanegara, dan peninggalan sarana olahraga yang bisa digunakan generasi penerus.
"Selalu ada hal positif ketika menyelenggarakan kejuaraan dunia," kata dia.
Pada kesempatan itu, Weiss juga mengangkat topi atas keberanian Indonesia mencalonkan diri sebagai tuan rumah bersama Jepang dan Filipina. "Saya bangga dengan federasi bola basket Indonesia yang berani mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia Bola Basket 2023. Terlebih ini merupakan pertama kali acara ini diselenggarakan di tiga negara berbeda," kata dia.
Rencana pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia Bola Basket 2023 muncul dalam Kongres FIBA yang berlangsung di Hongkong pada 5 Mei 2017. Saat itu, Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) Erick Thohir mengaku siap bekerja keras untuk mewujudkan hal tersebut.
"Ya, ini menjadi momentum yang sangat luar biasa untuk kita sikapi sebaik mungkin. Ajang ini nantinya memungkinkan Indonesia dikenal dan dipandang dunia internasional. Maka dari itu saya dan juga PERBASI akan memberikan dukungan penuh," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu.