REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Indonesian Basketball League (IBL) Hasan Gozali menyatakan, IBL masih menggunakan aturan lama mengenai gaji minimal bagi pebasket, yakni upah minimal regional (UMR) yang disesuaikan dengan lokasi klub.
"Tahun ini kami masih menggunakan batas minimal UMR untuk gaji minimal bagi pebasket yang tampil di IBL," ujar Hasan kepada Republika.co.id, Rabu (25/10).
Menurut Hasan, tahun depan IBL berencana menetapkan aturan standar gaji minimal harus di atas UMR. "Pemain rookie (pendatang baru) di IBL tahun depan mulai diberlakukan sehingga kami akan mengatur berapa bayaran atau gaji terendah bagi pemain basket," ucapnya.
Hasan memberi waktu tiga tahun kepada klub-klub IBL untuk memanfaatkan pemain binaannya. IBL sudah tiga tahun menggelar liga. "Rasanya waktu tersebut sudah cukup untuk kami menggelar draft rookie. Sebelumnya kami memberi kesempatan kepada pemain binaan ataupun golden boy yang dipinjamkan ke tim lain."
Dengan adanya kepastian bayaran yang didapat pebasket, lanjut Hasan, tentu akan menarik minat generasi muda untuk memilih basket sebagai mata pencaharian. "Jika melihat bayaran Arki Wisnu di atas 3.000 dolar AS per bulan, angka tersebut cukuplah untuk menghidupi diri dan keluarga, belum lagi bonus yang biasa didapat pemain jika memenangkan pertandingan," jelasnya.
Potensi pendapatan lainnya bagi pebasket selain gaji adalah bonus dan juga hadiah sponsor maupun bintang iklan. Untuk Arki Wisnu saat ini ada dua sponsor pribadi, Herbalife dan Nike. Sebelumnya, ada juga pemain yang menjadi bintang iklan suatu produk. "Jadi bagi orang tua yang memiliki anak minat terhadap basket dukunglah, siapa tahu suatu saat dia akan menjadi pemain termahal di Tanah Air," kata Hasan.
Baca juga: 'Arki Pemain Termahal IBL, Bagus Bagi Industri Basket'