REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pemuda dan Olahraga langsung berperan aktif setelah Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 bersama Filipina dan Jepang, salah satunya dengan membantu dalam penyiapan atlet.
"Persiapan tidak boleh instan, apalagi pada era sekarang tidak bisa lagi kita mencari bakat secara tradisional, tapi harus memanfaatkan iptek olahraga agar akurasi hasil pencarian bakatnya lebih tinggi," kata Asdep Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan Kemenpora Marheni Dyah Kusumawati di Jakarta, Jumat (15/12).
Demi merealisasikan program tersebut, Kemenpora bersama Pengprov Perbasi DKI Jakarta memberikan pelatihan kepada 75 pelatih basket dan akademisi yang diharapkan mampu melakukan indentifikasi bakat atlet muda baik secara tradisional maupun iptek.
Pelatihan dilakukan selama lima hari dan berakhir hari ini. Beberapa praktisi dihadirkan untuk memberikan pembekalan yang diantaranya mantan pelatih timnas basket dan klub Aspac Jakarta, Tjetjep Firmansyah. Selain itu, ada mantan deputi peningkatan prestasi Kemenpora, Djoko Pekik.
"Para pelatih yang hadir di sini kami harapkan dapat juga menjadi instruktur pencari bakat atlet basket usia dini dan selanjutnya kita bina sentra-sentra pembinaan prestasi seperti PPLPP maupun klub," kata Marheni menambahkan.
Marhani mengatakan jika Indonesia patut bersyukur dan bangga karena terpilih menjadi salah satu tuan rumah kejuaraan dunia. Untuk itu, persiapan harus dilakukan secara maksimal. Tidak hanya sebagai penyelenggara, namun juga persiapan timnas yang jauh-jauh hari.
Apa yang dilakukan Kemenpora ini disambut dengan baik oleh Wakil Ketua II Pengprov Perbasi DKI Jakarta, Zainul. Menurut dia, pelatihan ini diharapkan mampu menggairahkan semua pihak untuk terus membantu dalam menyiapkan atlet potensial.
"Ini adalah salah satu langkah untuk terus maju. Makanya kami berharap dengan semangat baru ini bisa bermunculan bibit potensial dan ke depan bisa menyokong prestasi basket nasional dan internasional," katanya.
Kemenpora sebenarnya tidak hanya fokus untuk melakukan penjaringan atlet potensial cabang bola basket, namun semua cabang olahraga potensial yang di antaranya adalah bola voli, bulu tangkis, bela diri hingga sepak bola.