REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa atlet muslim belum memutuskan. Mereka perlu pertimbangan lebih dalam guna meninggalkan ibadah puasa. "Puasa wajib, dan membela negara juga wajib," kata atlet angkat besi asal UAE, Khadijah Fahed Mohammed, seperti dilansir onislam.net, Selasa (24/7).
Fahed mengatakan tahun ini Olimpiade berlangsung tepat bulan suci Ramadhan. "Aku jadi bingung apa yang harus diputuskan. Haruskah aku puasa atau tidak," kata dia.
Pelatih Fahed, Nagwan El-Zawawi mengatakan banyak kompetisi berlangsung selama Ramadhan. Yang pasti, puasa itu adalah keharusan. Tidak ada alasan untuk meninggalkannya. "Tapi semua putusan ada ditangan anda," kata dia.
Merespon masalah yang dihadapi atlet, sejumlah negara Islam mengeluarkan fatwa guna meringankan beban atlet. Mesir misalnya, ulama negara itu sepakat mengeluarkan fatwa yang membebaskan atlet dari puasa saat menjalani kompetisi atau pertandingan.
Hal berbeda justru dipaparkan para ulama Uni Emirat Arab (UEA). Mufti Dubai, Ahmed Abdul Aziz AL-Haddad mengatakan berolahraga bukanlah kategori yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa. "Jadi, sulit untuk memperbolehkan atlet berbuka puasa," kata dia.
Ahmed mengatakan para atlet justru harus menjadi contoh dari iman mereka. Artinya, Islam harus hadir dalam setiap tindakan. "Jika anda mengalami kelelahan ekstrim, makan dimungkinkan membatalkan puasa. Pada dasarnya Islam tidak kaku," katanya.